Terapkan Protokol Kesehatan, Proyek Gedung di Soetta Terus Berlanjut

Terapkan Protokol Kesehatan, Proyek Gedung di Soetta Terus Berlanjut

Nurcholis Maarif - detikFinance
Rabu, 22 Apr 2020 17:46 WIB
Hutama Karya
Foto: Hutama Karya
Jakarta -

Proyek pembangunan gedung penghubung (integrated building) di Bandara Soekarno-Hatta tetap berjalan di tengah pandemi COVID-19. Meskipun begitu, PT Hutama Karya (Persero) selaku pemegang proyek memastikan telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Executive Vice President (EVP) Divisi Gedung Hutama Karya, Purnomo mengatakan kendati saat ini di wilayah Jakarta dan Tangerang telah berstatus Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Hutama Karya melalui divisi Gedung memastikan bahwa proyek ini terus berjalan. Hingga hari ini, progres konstruksi proyek gedung senilai Rp 691 miliar ini telah mencapai 43,47%.

"Kami menargetkan proyek ini dapat selesai tepat waktu yaitu pada akhir tahun ini. Dalam kondisi seperti sekarang ini, kami selaku kontraktor terus berkoordinasi dengan AP II selaku owner proyek untuk memastikan aturan PSBB diterapkan di lingkungan proyek, baik dari sisi para karyawan, vendor, pekerja, dan seluruh bagian terkait serta penerapan protokol kesehatan yang ketat dan selalu kami pantau setiap hari," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyampaikan penerapan prosedur dan protokol kesehatan yang telah dilakukan antara lain penyemprotan disinfektan di area kantor proyek, mess karyawan, dan barak pekerja secara rutin; pengecekan suhu tubuh setiap pagi dan setelah bekerja/saat berganti shift, penyediaan hand sanitizer, penyediaan tempat cuci tangan di setiap sudut area proyek, dan pemberian vitamin kepada para pekerja.

"Semua hal tersebut juga dimonitor secara harian oleh tim QHSE pada masing-masing proyek dan juga dimonitor oleh Manajemen Hutama Karya baik di Divisi Gedung maupun Kantor Pusat. Selain itu, kami juga memastikan tidak ada mobilisasi dari dalam dan keluar proyek serta tidak ada penambahan pekerja sementara di proyek hingga wabah COVID-19 ini dinyatakan aman. Semua terkontrol dengan baik," pungkas Purnomo.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, proyek pembangunan Integrated Building Bandara Soekarno-Hatta telah dimulai sejak 25 Februari 2019 lalu. Setelah rampung, nantinya gedung bertingkat dua di sisi Selatan dan bertingkat tiga di sisi Utara dengan total luas Bangunan 60 ribu meter persegi ini akan mewadahi berbagai moda transportasi. Mulai dari stasiun Kereta Bandara, Sky Train Bandara, Kendaraan Pribadi (mobil dan motor), taksi, bus, shuttle bus, dan moda angkutan antarkota (travel).

Gedung ini juga akan menjadi titik temu antar moda transportasi baik yang masuk maupun keluar kawasan bandara dengan penggunaan sistem digital di seluruh pengoperasiaannya dan dipersiapkan untuk menyongsong Revolusi Industri 5.0.

Pembangunan gedung terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu Gedung Sayap Utara, Gedung Sayap Selatan, dan Jembatan Penghubung. Gedung memiliki tempat parkir kendaraan sebagai fasilitas penunjang yaitu sebanyak 155 kendaraan di Gedung Sayap Utara dan 30 kendaraan di Gedung Sayap Selatan.

Adapun pelaksanaan di lapangan yang harus dikerjakan meliputi struktur, arsitektur, landscape, dan mechanical electrical electronic plumbing (MEEP). Progres fisik pekerjaan saat ini di lapangan sudah dalam tahap pekerjaan struktur dan mulai masuk pekerjaan arsitektur dan MEEP.

Project Manager Proyek Pembangunan Integrated Building Jusuf Sitorus mengatakan proyek ini menjadi salah satu pilot project dalam penggunaan teknologi Building Information Modelling (BIM) sebagai salah satu standar dalam pelaksanaannya. Harapannya, dengan penerapan teknologi ini, bangunan dapat berfungsi sebagaimana yang direncanakan di awal dan memberikan keamanan serta kenyamanan ketika digunakan.

"Penggunaan metode BIM pada proyek ini dapat mensimulasikan seluruh pekerjaan dan membantu memberikan informasi ketidaksesuaian antara gambar struktur, arsitektur, landscape, MEEP guna meminimalisir adanya kesalahan pelaksanaan pekerjaan dalam kegiatan pembangunan. Sehingga hasil akhir konstruksi bisa sesuai dengan yang direncanakan di awal," ujar Jusuf.

Selain penerapan BIM, proyek ini juga menerapkan PerformX dalam pelaksanaannya. PerformX merupakan metode yang diadaptasi dari 4DX atau the Four Disciplines of Execution yang berisi target pekerjaan di setiap minggu yang dirinci berdasarkan Target Progress per minggu, Jenis Pekerjaan, Petugas, dan Volume Target Pekerjaan.

PerformX diharapkan dapat menjadi alat untuk memonitor dan mengevaluasi progres pekerjaan setiap minggu sehingga target pekerjaan per minggunya dapat terukur. Baik secara waktu maupun jumlah pekerjaan serta dapat dilakukan evaluasi terhadap setiap pekerjaan yang sudah dilakukan apakah sesuai dengan target karena ditampilkan dengan sederhana melalui 'Dashboard' di proyek.




(akn/hns)

Hide Ads