Pandemi COVID-19 di berbagai dunia membuat negara-negara memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga lockdown. Hal ini juga berdampak pada pekerja yang bisa bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Namun ada sejumlah sektor yang masih bisa beroperasi. Salah satunya perbankan. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan kegiatan sehari-harinya di tengah pandemi dan PSBB di Jakarta.
Halo bapak, bagaimana kabarnya setelah pemerintah menganjurkan jaga jarak dan aturan work from home?
Kabarnya baik. Saya masih ke kantor terus setiap hari seperti biasa dan tidak WFH. Tapi untuk mengurangi interaksi dengan orang banyak, saya jadi nyetir sendiri. Begini, pengemudi tetap bekerja dan menunggu saya di kantor. Dia jadi valet lah, nunggu di kantor lalu carikan saya parkir, kalau cari sendiri kan agak repot. Nah kalau saya mau pulang, dia sudah siapkan mobil di lobby, sudah semprot disinfektan dan kasih kunci ke saya.
Berapa lama waktu tempuh dari rumah ke kantor?
Cepat, karena jalanan lancar banget. Ya paling 18 menit dari rumah ke sini, kalau pulang cuma 16-20 menit sudah sampai di rumah. Kalau dulu normal sekitar 40-45 menit lah ya perjalanan karena ada titik-titik macet juga. Sekarang jadi cepat, ya paling berhenti karena traffic light saja. Saya memang suka berkendara, kalau hari normal di weekend ke lapangan golf saya nyetir sendiri.
Bagaimana kegiatan bapak saat weekend?
Biasa lah kumpul dengan keluarga, main sama cucu. Kalau ibadah Gereja ya sekarang lewat online streaming, karena ada anjuran tidak berkumpul dulu. Lalu kalau mau berikan uang persembahan biasanya pakai QR atau transfer mobile banking, jadi non tunai he he he.
Apakah semua direksi BCA masih wajib ke kantor?
Iya, semua direksi sepakat masuk kantor dan tidak bisa WFH. Tapi pegawai tetap ada yang WFH diatur jadwalnya. Direksi tetap masuk karena ada kegiatan yang tidak bisa lewat rapat online, karena terbatas dan kurang nyaman kalau video call dari kantor. Seluruh direksi ada yang bekerja dari Serpong sampai Menara BCA, tiap hari kami ada komunikasi.
Jika perusahaan lain ada yang merumahkan atau menawarkan cuti tanpa tanggungan bahkan sampai PHK. Bagaimana dengan BCA?
Nggak lah, pegawai kita masih tetap sama seperti biasa. Karena kalau lagi masalah COVID-19 gini PHK itu nggak manusiawi banget. Kita upayakan sekuat tenaga agar tidak ada PHK.
Untuk membantu pegawai menghadapi pandemi ini BCA kasih bonus lebih awal. Biasanya kan 25 April, tapi kemarin kami kasih uang muka 1,5 kali gaji di 25 Maret. Sisanya di April ini dibayarkan.
Bagaimana dengan THR?
Untuk THR tetap sesuai jadwal ya, di pertengahan Mei kira-kira.
Saya sempat melihat di website, BCA masih membuka lowongan kerja di tengah pandemi ini, apa yang membuat BCA buka lowongan?
Meskipun sedang seperti ini, lowongan selalu dibuka, rutin. Karena ada yang keluar dan masuk, lalu ada yang pensiun juga. Dicari penggantinya, kami tetap cari. Bisa dilihat di website ya daftar divisi mana saja yang membuka lowongan, syaratnya ada di sana juga.
Bagaimana pandangan bapak terkait krisis yang terjadi saat ini dengan krisis 1998 lalu?
Begini, selama ini kan kalau krisis keuangan dalam beberapa hari, minggu dan hitungan bulan puncaknya bisa dilewati. Contohnya tahun 1998 ya, kejadian bulan Mei kemudian Juni dan Juli sudah beres dan mulai bangkit lagi.
Tapi kalau ini, akhir Februari mulai, Maret sampai April ini belum bisa dilihat titik terangnya. Memang, kerusakan krisis kali ini bisa dibilang lebih kecil dari 1998, kalau waktu itu parah banget. Ada pembakaran segala macam dan dana-dana hilangnya cepat sekali. Kalau sekarang dari dana pihak ketiga (DPK) masyarakat masih ada dan bertambah.
Bagian mana yang harus dikhawatirkan?
Ya, yang harus diperhatikan adalah dari sisi kredit. Banyak yang kesulitan dan harus mengajukan restrukturisasi dan memang harus dibantu. Tapi kita juga belum tahu ini kapan ujungnya. Kami berupaya membantu nasabah yang sedang kesulitan dan perlu restrukturisasi, tapi soal ini saya tidak ingin berkomentar banyak ya.
Siapa sih sekarang yang menyangka ada kondisi seperti ini? Oh mungkin Obama ya pernah bilang waktu 2014, dia sebut dalam pidatonya hati-hati kalau ada pandemi, pemerintah di berbagai negara harus menyediakan investasi atau simpanan yang besar untuk menghadapi ini.
Sebenarnya susah juga kalau yang tidak bisa diprediksi seperti ini. Tidak bisa ditebak kan 10 tahun lagi akan ada apa, misalnya kejadian 15 tahun lalu apakah akan terulang lagi. Tapi harus tetap mencari sesuatu normal yang baru dan tetap optimis. Karena kalau ketakutan terus ya tidak jalan-jalan. Yang namanya virus tidak bisa diduga apakah setiap tahun terjadi atau nggak.
Kalau yang namanya bisnis, bisnisman juga harus siap berhasil dan siap tumbang karena ketidakpastian. Memang bisa juga alami kejatuhan nah kondisi ini mengingatkan kita jika portofolio harus dibagi-bagi dan tidak bertumpu pada satu tempat. Harus memperhitungkan juga.
Pak PSBB di beberapa wilayah diperpanjang, bagaimana tanggapan bapak?
Sebenarnya kalau bank kan masih bisa beroperasi. Tapi akan pengaruh ke kegiatan bisnis yang terdampak langsung seperti hotel, restoran dan toko bisa tutup semua. Apalagi sirkulasi barang ke daerah ya piye, karena biasanya masuk ke Jakarta dulu baru dikirim ke daerah-daerah lain. Kemudian ada larangan mudik, uang pasti berputar di kota saja, biasanya kan ke daerah.
Tapi ada juga dampak positif, misalnya kenaikan transaksi non tunai seperti transfer, pembayaran lewat mobile banking, internet banking. Seperti bayar-bayar di e-commerce, atau isi ulang e-wallet itu juga terjadi peningkatan. Kalau kartu kredit dan kartu debit fisik ada penurunan karena orang kan tidak bisa ke toko. BI juga menurunkan bunga kartu kredit, nasabah senang lah. Bank juga membantu nasabah.