Lalu, kalau mudiknya sudah dilarang anggarannya lebih baik digunakan untuk apa?
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menyarankan agar uang tersebut bisa digunakan untuk dana darurat. Terlebih lagi saat ini semua orang masih hidup di tengah pandemi.
"Bagusnya kalau saran saya dananya pertama disimpan sebagai dana darurat dulu. Kemudian bisa jadi tambahan kita untuk beli makanan sehat, suplemen buat jaga tubuh kita. Saya melihat prioritasnya di situ sih," kata Andy kepada detikcom, Minggu (26/4/2020).
Kemudian, Andy juga menyarankan kalau bisa biaya mudik yang tidak terpakai bisa dialokasikan untuk membeli asuransi kesehatan. Di tengah pandemi, anggaran menjaga kesehatan sangat penting.
Terlebih lagi, kalau menurut Andy, di masa seperti ini semua penyakit yang didiagnosis di rumah sakit akan menggunakan protokol COVID-19 yang biayanya cukup mahal. Sementara itu, hanya orang positif Corona saja yang ditanggung pembiayaannya oleh pemerintah, otomatis semua tesnya akan memakan biaya.
"Jika masih ada lebihnya, kalau belum punya asuransi kesehatan mending beli lah gitu. Kan kondisi kayak gini treatment sakit apapun udah kayak COVID gitu, kan kalau COVID yang ditanggung pemerintah kalau udah positif doang kan. Nah kalau nggak ada asuransi kesehatan bisa keluar duit banyak tuh," jelas Andy.
Kalau dana mudik masih juga bersisa, Andy menyarankan agar digunakan untuk melakukan investasi. Kalau cuma didiamkan saja, takut-takut uang akan digunakan untuk membeli barang yang tidak penting.
"Kalau masih berlebih ya silakan aja diinvestasikan daripada uangnya nganggur jadinya kita iseng untuk beli barang nggak dibutuhkan," ungkap Andy.
(dna/dna)