99.000 Ton Gula Rafinasi Bakal Diguyur ke Pasar Mulai Besok

99.000 Ton Gula Rafinasi Bakal Diguyur ke Pasar Mulai Besok

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 28 Apr 2020 14:41 WIB
Harga gula pasir di Palopo Tembus Rp 18.000/Kg
Foto: Muhammad Riyas/detikcom
Jakarta -

Pemerintah telah menerbitkan kebijakan pengalihan 250.000 ton gula rafinasi menjadi gula konsumsi untuk mengisi kekosongan stok gula yang menyebabkan harga tinggi. Dari penugasan tersebut, sebanyak 99.000 ton gula rafinasi akan dipasok mulai besok, dengan tujuan utamanya ke ritel-ritel modern.

"Nah itu kita berikan penugasan untuk mengalihkan sementara 250.000 ton untuk mengisi kekosongan. Dan itu saat ini sudah berjalan, produksi sekitar 99.000 ton. Sementara kita menugaskan 250.000 ton, artinya masih ada sisa," terang Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto dalam konferensi pers virtual distribusi gula, Selasa (28/4/2020).

Penyaluran ini merupakan ketetapan rapat yang digelar Kemendag bersama Bareskrim Polri, Satgas Pangan Polri, dan sejumlah asosiasi peritel modern. Suhanto memastikan, gula tersebut akan dipasok mulai besok dengan harga di tingkat konsumen Rp 12.500/kg.

"Kami pastikan apa yang diputuskan hari ini, besok barang sudah terdistribusi sesuai dengan keputusan rapat. Yaitu di ujungnya harga harus Rp 12.500/kg. Lalu Kabareskrim dan Satgas Pangan juga mengawal bersama," kata Suhanto.

Untuk mengefisiensi pemasokan tersebut, pihaknya mengarahkan para produsen rafinasi menyalurkan gulanya melalui distributor yang sudah bekerja sama dengan ritel modern. Sehingga, harga bisa dipantau ketat.

"Kami mengambil kebijakan memperpendek jalur dengan cara, semua sisa penugasan yang sekarang diproduksi produsen yang kita tugaskan, dimasukkan melalui distributotr yang berafiliasi dengan ritel modern. Dengan demikian kita gampang mengontrol harga di tingkat akhir," urainya.

Dalam hal ini, pemerintah berupaya memotong mata rantai distributor sehingga penyalurannya efisien dan tidak memakan biaya lebih banyak.

"Artinya tidak ada lagi jalur-jalur dari distributor 1, distributor 2, distributor 3, karena sekarang ini yang terjadi sehingga harga di ujungnya mahal. Ini kita memotong mata rantai, langsung dari produsen kepada satu packer, karena masih dalam bentuk curah 50 kg. Di mana ritel modern perlu dikemas 1 kg. Kita tunjuk ini packernya, dari mereka langsung jual ke ritel modern. Juga dimungkinkan pedagang di pasar tradisional untuk mengambil ke packer ini. Kita harapkan harga di ujungnya tetap Rp 12.500/kg," tutup Suhanto.




(fdl/fdl)

Hide Ads