Per 31 Maret 2020 hanya tersisa total 275 ribu orang penumpang saja. Jumlah itu anjlok dari posisi rata-rata Januari-Februari yang berada di kisaran 1,2 juta orang per hari.
"Memang ada penurunan penumpang jadi berkurang jauh pendapatan kita. Apalagi setelah keluar PM 25 tidak jadi mudik itu lebih turun lagi," jelas Dirut PT KAI Edi Sukmoro dalam rapat kerja virtual dengan Komisi VI DPR, Rabu (29/4/2020).
Jika dirinci dari data yang dipaparkan Edi, rata-rata selama Januari-Maret 2020, jumlah penumpang kereta api jarak jauh dan lokal mencapai 208.210 penumpang. Pada 31 Maret 2020 angkanya merosot tajam menjadi 48.773 penumpang.
Imbas penurunan ini Edi mencatat pendapatan KAI telah turun drastis hampir 90%, atau tepatnya 89,7%. Kini hanya tersisa Rp 4 miliar dari biasanya per hari mampu mendapatkan Rp 39 miliar.
"Pendapatan penumpang per hari Rp 39 miliar. 31 Maret 2020 turun jadi Rp 4 miliar," kata Edi.
Meski begitu harapan untuk KAI masih ada, menurutnya kini pihaknya fokus untuk memaksimalkan angkutan kargo barang. Sejauh ini angkutan kargo KAI sudah naik 7,1%
"Kargo ada kenaikan 7,1%. Kami terus cari peluangnya. Misalnya, kami siap angkut bahan pangan untuk menutupi anjloknya angkutan penumpang," sebut Edi.
(dna/dna)