Sri Mulyani: Semua Negara Nggak Ada yang Siap Hadapi COVID-19

Sri Mulyani: Semua Negara Nggak Ada yang Siap Hadapi COVID-19

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 01 Mei 2020 18:17 WIB
Menkeu Sri Mulyani mengikuti rapat kerja dengan Komite IV DPD. Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani menjelaskan polemik desa fiktif di Sulawesi Tenggara.
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut semua negara di dunia sekarang berikhtiar lantaran tidak ada yang mengetahui kapan virus Corona alias COVID-19 ini berakhir.

Menurut Sri Mulyani, tidak ada satu pun negara di dunia yang siap menghadapi COVID-19.

"Kita perlu ingat konteksnya seluruh negara di dunia mau besar, kecil, kaya, miskin, advance, maju maupun belum, semua nggak ada yang siap hadapi COVID," kata Sri Mulyani dalam live Instagram di Jakarta, Jumat (1/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak siapnya semua negara, kata Sri Mulyani lantaran penyebaran Corona begitu cepat dan berdampak besar bagi sektor sosial, ekonomi, hingga sektor keuangan. Apalagi, hingga saat virus jenis baru ini belum ditemukan vaksinnya.

"Semua negara nggak cuma Indonesia dan tidak ada satupun negara yang tahu persis kapan ini berakhir, yang dilakukan semua negara sekarang ikhtiar, ikhtiar, ikhtiar," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku, pemerintah Indonesia sudah melalukan berbagai pencegahan penyebaran dengan menjalankan protokol kesehatan, salah satunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Lebih lanjut Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah juga sudah menyiapkan dana kurang lebih 438,3 triliun atau sekitar 2,5% terhadap produk domestik bruto (PDB) untuk menanggulangi dampak COVID-19. Anggaran yang disediakan juga pada prinsipnya sama dengan apa yang dilakukan negara terdampak, hanya saja penanganan dan besaran anggarannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing ekonomi.

Oleh karena itu juga pemerintah akhirnya menerbitkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 sebagai pegangan pemerintah dalam menanggulangi COVID-19.

"Karena ini genting menimbulkan kematian ekonomi di level akar rumput, menimbulkan dampak ekonomi yaitu PHK, kemiskinan juga akan meningkat dan mengancam sektor keuangan, Peppu itu karena kegentingan yang mengancam jiwa manusia, sosial, ekonomi, itu menjadi landasan hukum," ungkapnya.




(hek/eds)

Hide Ads