Kepala Dinas Tenaga Kerja Banten Al Hamidi mengatakan 6 ribu lebih karyawan mengalami PHK begitu ada wabah Corona. Jumlah tersebut masih bisa bertambah.
"Saat ini sudah tercatat ada 6 ribu lebih di-PHK. Data ini terus bertambah, saya nggak mau memastikan jumlahnya karena ini data per hari," kata Al Hamidi kepada detikcom di Serang, Rabu (6/5/2020).
Akibat pandemi ini juga ada 53 perusahaan yang tutup karena tidak ada pasokan barang dan ada 23 ribu karyawan yang kategorinya dirumahkan di Banten.
"Yang tutup tapi belum tutup total, karea mereka tidak ada bahan baku. Mau datang dari mana, wong dicegat, ada juga yang barangnya tidak laku karena COVID," paparnya.
Untuk karyawan yang dirumahkan, pihakya meminta agar perusahaan mempekerjakan karyawan kembali begitu pandemi selesai. Apalagi, setiap hari selalu ada laporan perusahaan yang PHK dan merumahkan karyawan.
Berdasarkan survei BPS. per Februari 2020, ada 489 ribu lebih orang menganggur di Banten atau 8,01 dari jumlah angkatan kerja. Hal ini menempatkan Banten urutan tertinggi pengangguran se Indonesia.
Angka tertinggi ini juga yang ketiga kalinya disandang. Pada periode Agustus 2019, daerah ini juga urutan pertama se-Indonesia di angka 8,11 persen. Periode itu, ada 5,56 juta penduduk bekerja atau naik 230 ribu pekerja dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada Agustus 2018, BPS juga menyampaikan bahwa angka pengangguran daerah ini 8,52 persen dan jadi posisi paling atas daerah penyumbang pengangguran. Angkanya lebih besar dari nasional di 5,34 persen. Waktu itu, rata-rata pengangguran seperti Jawa barat 8,1 persen. DKI Jakarta 6,24 persen, bahkan Papua barat 6,30 persen.
(bri/hns)