Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan harga gula sudah turun ke level Rp 14.000-15.000/kg di pasaran. Akan tetapi, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mempertanyakan kembali pernyataan Agus tersebut.
Menurut Abdullah, harga gula di DKI Jakarta saja belum ada yang turun ke level di bawah Rp 17.000/kg. Lalu, menurut pusat informasi harga pangan strategis nasional (PIHPSN), harga gula rata-rata nasional masih tembus Rp 17.700/kg, sementara di DKI Jakarta Rp 18.900/kg. Kemudian, harga tertinggi berada di provinsi Sulawesi Tenggara yakni Rp 21.050/kg.
"Makanya saya mempertanyakan di mana ada Rp 14.000/kg di pasar? Jadi khususnya di Jakarta kalau kita bicara harga, itu belum ada yang di bawah Rp 17.000/kg, belum ada. Jadi kisarannya Rp 18.000/kg bahkan sampai Rp 19.000/kg. Jadi Rp 17.500-18.000-19.000/kg, belum ada yang di bawah Rp 17.000/kg. Itu untuk di Jakarta. Di beberapa daerah lain itu justru mengalami kenaikan yang signifikan," terang Abdullah kepada detikcom, Senin (11/5/2020).
Abdullah mengatakan, penyebab harga gula yang masih bertahan tinggi ini murni karena stok yang tidak mencukupi permintaan masyarakat.
"Kalau biasanya persentase stok itu 100%, ini cuma ada 40-50%, paling tinggi 60% stoknya," urai Abdullah.
Ia meminta, Agus juga memperhatikan distribusi gula di pasar tradisional. Bukan hanya mengutamakan distribusi untuk ritel modern.
"Ini kami mendesak agar pusat distribusi jangan di ritel. Mungkin di ritel modern lebih mudah mendistribusikannya. Karena mereka punya kantor pusat, mereka punya pemilik tunggal. Kalau di pasar tradisional tidak, mereka harus menyebar ke pedagang-pedagang yang jumlahnya cukup besar khusus pedagang gula. Dalam 1 pasar saja lebih 4-5 kios atau lebih yang menjual gula, bahkan 10 kios. Nah ini yang jadi persoalan tersendiri. Maka jangan meremehkan distribusi di pasar tradisional," terang Abdullah.
(dna/dna)