Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan defisit anggaran diusulkan sebesar 3,21-4,17% di tahun 2021. Angka ini merupakan usulan pemerintah dalam dokumen kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) tahun 2021. Dokumen ini nantinya menjadi bahan pembahasan awal penyusunan RAPBN 2021.
Meski begitu, angka defisit anggaran tahun depan lebih kecil dibandingkan pada tahun 2020 yang sebesar 5,07% sesuai Perppu Nomor 1 Tahun 2020.
Angka defisit anggaran pada 2021 juga telah menghitung anggaran belanja dan pendapatan. Sri Mulyani bilang anggaran belanja negara diperkirakan berada dalam kisaran 13,11-15,17% terhadap produk domestik bruto (PDB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Realokasi dan refocusing yang telah dilakukan pemerintah pusat maupun daerah di 2020 menyadarkan kita bahwa anggaran belanja APBN dan APBD masih bisa dikelola dengan baik lagi," kata Sri Mulyani saat rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Selasa (12/5/2020).
Untuk target pendapatan negara pada tahun 2021, diperkirakan sekitar 9,90-11,00% terhadap PDB. Dengan begitu maka angka belanja negara lebih besar dibandingkan pendapatan, sehingga defisit diperkirakan mencapai 3,21-417% terhadap PDB.
Sri Mulyani menyatakan, anggaran belanja pemerintah pusat diperkirakan mencapai 8,81-10,22% terhadap PDB. Sedangkan untuk anggaran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar 4,30-4,85% terhadap PDB.
Klik halaman berikutnya >>>
Simak Video " Video Respons Mendikdasmen soal Wacana Pembelajaran Pasar Modal ke Siswa SD"
[Gambas:Video 20detik]