Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun pegawai swasta dijadwalkan cair bulan ini. Biasanya THR dapat mendongkrak daya beli dan mendorong pertumbuhan ekonomi, bagaimana dengan tahun ini yang dibayangi pandemi Corona (COVID-19)?
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan THR tahun ini tidak dapat menaikkan daya beli masyarakat karena di masa COVID-19 konsumsi masyarakat dinilai rendah.
"Meskipun mereka punya uang, punya daya beli, mereka tidak ada rencana beli baju baru, motor (baru), mobil baru. Mereka juga tidak ada rencana renovasi rumah, beli sofa baru. Di masa COVID-19 sekarang ini minat konsumsi memang rendah, bukan karena tidak punya daya beli tapi memang tidak ada minat untuk membeli," kata Piter kepada detikcom, Rabu (13/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menaker Buka-bukaan soal THR Wajib Dibayar |
Piter menilai, THR tahun ini hanya untuk tambahan pendapatan dan kemungkinan besar akan ditabung untuk berjaga-jaga selama masa pandemi. "Jadi bukan untuk konsumsi," ucapnya.
Sementara Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan THR dapat meningkatkan daya beli meskipun jumlahnya sangat kecil. Itu pun dinilai tidak dapat mengganti penurunan daya beli yang sudah terjadi di bulan-bulan sebelumnya.
"Tidak bisa mengkompensasi peningkatan daya beli pada bulan-bulan sebelumnya. Jadi ada (peningkatan daya beli) tapi relatif kecil lah. Akhirnya memang dampak ekonominya relatif kecil sekali dibanding tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Baca juga: THR Pensiunan PNS Tak Dipotong Iuran Askes |
(fdl/fdl)