Terdampak Corona, Pengusaha Properti Minta Perhatian Pemerintah

Terdampak Corona, Pengusaha Properti Minta Perhatian Pemerintah

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 14 Mei 2020 16:39 WIB
Pertumbuhan harga harga hunian mewah di Jakarta pada kuartal II 2013 terus meningkat. Menurut Indeks Residensial yang dikeluarkan Jones Lang LaSalle Asia Pasifik, pertumbuhan harga hunian mewah di Jakarta melebihi Beijing.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Real Estate Indonesia (REI) sepakat bahwa optimalisasi sektor properti mampu menggerakkan kembali pertumbuhan ekonomi nasional bahkan di tengah-tengah pandemi Corona saat ini.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Properti, Hendro Gondokusumo menuturkan, kedudukan sektor properti yang berkaitan erat dengan sektor lain (backward linkage) dan mempengaruhi pertumbuhan sektor lain (forward linkage), menjadikan sektor properti memiliki peran sentral pada pembangunan.

"Dari 175 sektor industri yang bergerak dengan keterkaitan langsung dan tidak langsung dengan sektor properti, industri properti memiliki pangsa jumlah permintaan akhir 33,9% sehingga ini yang menjadikan industri properti sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Hendro dalam telekonferensi, Kamis (14/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, angka itu menunjukkan multiplier effect yang tinggi di mana jika sektor properti meningkat akan memiliki dampak langsung pada 33,9% sektor yang berkaitan. Padahal, kontribusi sektor properti Indonesia terhadap PDB masih kecil dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.

Kontribusi properti nasional terhadap PDB pada tahun 2019 adalah sebesar 2,77%, sementara Thailand bisa mencapai 8,3%, Malaysia 20,53%, Filipina 21,09% dan Singapura 23,34%.

ADVERTISEMENT

"Dengan kontribusi PDB yang masih kecil saja sektor properti nasional memiliki pengaruh yang demikian besar untuk industri ikutannya. Kami harapkan ke depan sektor ini mendapat perhatian lebih, apalagi berkaitan langsung tidak hanya dengan karyawan saja, tetapi dampaknya juga langsung bersentuhan dengan rakyat terutama kaitannya dengan perumahan," sambungnya.

Hendro menegaskan dalam situasi sekarang ini pergerakan sektor properti dalam negeri harus dioptimalkan.

"Sekarang saatnya untuk memaksimalkan potensi lokal. Industri properti Indonesia itu 90% kandungannya adalah lokal, bahkan 100% untuk rumah sederhana. Ini sangat strategis untuk menggerakkan perekonomian kita. Biar bagaimanapun, properti adalah salah satu industri yang bisa masuk ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia dan menghidupkan ekonomi lokal dengan pembangunannya," tegasnya.

Klik halaman berikutnya >>>

Sekretaris Jenderal Apindo Eddy Hussy menambahkan bahwa bila kontribusi properti bisa ditingkatkan minimal menjadi 8% saja, maka pengaruhnya akan sangat besar sekali bagi pergerakan ekonomi Indonesia secara menyeluruh.

"Kalau kita bisa jangankan 23% sampai 8% saja kontribusinya ke PDB, saya rasa akan sangat dahsyat ya pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan itu memang harus kita sama-sama dorong, sama-sama kerja keras, pertumbuhan itu bisa seperti negara-negara di Asia lainnya, tentu ini segala regulasi, kemudahan dan lain-lain itu harus segera diterapkan di lapangan, sehingga itu menjadi suatu dorongan yang baik," tambahnya.

Ketua Bidang Properti Apindo Sanny Iskandar di sisi lain menyampaikan bahwa keberlangsungan usaha properti dalam kondisi pandemi juga akan sangat berimbas pada persoalan ketenagakerjaan. Jika industri properti dan industri ikutannya terganggu, maka kurang lebih sekitar 30 juta pekerja yang berpotensi akan terdampak berdasarkan hasil kajian terbatas Kadin Apindo dan REI.

"Belum lagi ditambah dengan sektor informal yang juga ikut terdampak seperti sewa kontrakan dan warung-warung untuk para pekerja lapangan. Jadi kita semua harus berupaya agar industri properti ini jangan sampai terganggu karena ada 30 jutaan pekerja yang berpotensi terdampak. Ini khan jumlah yang sangat besar dan tidak main-main," kata Sanny.

Di sisi lain, industri properti Indonesia dinilai masih memiliki peluang untuk berkembang jika diberikan porsi yang seimbang oleh pemerintah. Porsi seimbang yang dimaksud oleh Kadin, Apindo dan REI adalah kebijakan yang terintegrasi untuk pendanaan, perijinan dan pertanahan, perpajakan, kepemilikan properti, dan lain sebagainya.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads