Melihat tingginya antusiasme penumpang di tengah penerapan jaga jarak fisik (physical distancing), apakah Garuda Indonesia berniat menambah jumlah penerbangan?
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan pihaknya semula berencana menambah penebangan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang untuk kepentingan tertentu di luar mudik. Namun sejauh ini kapasitas yang ada masih mencukupi.
"Jadi tadinya kita misalnya setiap kota itu ada lima jadwal. Jadi dari pertama kita sudah buka 2, kita rencana 3, 4 sampai 5. Tapi ketika kita mulai 2, kita melihat bahwa animonya ternyata nggak banyak," kata dia saat dihubungi detikcom, Kamis (14/5/2020).
Dia memperkirakan calon penumpang Garuda sudah jauh-jauh hari memutuskan diri untuk booking tiket. Hal itu mungkin karena kesadaran masyarakat sudah tinggi untuk tidak beraktivitas ke luar kota.
"Yang kedua juga nurut pemerintah lah. Yang ketiga kalau mau nyolong-nyolong (mudik) kan ribet juga hidup ini kan. Apa lagi bulan puasa nyolong-nyolong pula lagi kan," sebutnya.
Namun ada momen tertentu di mana permintaan tiket melebihi 50% dari total kapasitas kursi. Sementara di masa pandemi COVID-19, kursi yang boleh diisi maksimal separuh dari total kapasitas.
"Ya kita terpaksa buka, terbangin rute tambahan. Buat kami prinsip utama bahwa penumpang Garuda merasa aman terbang bersama Garuda. Itu nomor satu lah. Kalau Anda tidak dempet-dempetan pasti Anda merasa aman kan. Jadi kita pastikan itu," ujarnya.
Namun, lanjut Irfan, penumpukan orang di Bandara Soetta hari ini bukan calon penumpang maskapai pelat merah tersebut. Sebab kejadian yang jadi sorotan publik itu terjadi di terminal 2. Sedangkan Garuda melayani penerbangan di terminal 3.
"Jadi gini, setelah kemarin dibuka tanggal 7 Mei itu kan diputuskan oleh Kementerian Perhubungan, Cengkareng itu hanya dua terminal dibuka, pertama terminal 3 itu untuk Garuda dan internasional, dan terminal 2E ini untuk teman-teman yang lain," tambahnya.
(toy/dna)