Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto, terkait dugaan ini perlu ada penelusuran lebih lanjut, khususnya untuk gula. Menurutnya, Satgas Pangan Polri juga akan turun tangan dalam penelusuran ini.
"Distribusi gula, saya tidak katakan ada permainan atau tidak, pasti ini kan perlu penelusuran. Pasti semua pihak secara berjalan, Satgas Pangan sedang menelusuri," kat Suhanto kepada detikcom, Jumat (15/5/2020).
Ia mengatakan, saat ini pemerintah fokus memuluskan proses distribusi gula. Sehingga, baik penugasan impor dan pengalihan gula rafinasi menjadi konsumsi dapat berjalan lancar, dan stoknya segera masuk ke pasar.
Suhanto juga mengingatkan para distributor gula agar tak menimbun stok. Menurutnya, hal itu akan merugikan para distributor sendiri.
"Yang penting kita pastikan distribusi berjalan terus, dan kita terus push kepada para distributor jangan sampai mereka menahan barang. Apalagi sebentar lagi panen raya, dan harga akan turun, pasti mereka nggak akan berani," jelas dia.
Untuk komoditas bawang merah, menurut Suhanto memang ada kendala distribusi terutama di daerah-daerah yang mengalami defisit atas komoditas tersebut.
"Dengan adanya pembatasan pergerakan kapal terus terang mempengaruhi pergerakan harga beberapa komoditas. Sementara kita tahu bahwa bawang merah kan tidak bisa terlalu lama untuk kita lakukan pendistribusian," ujar Suhanto.
Namun, menurutnya dengan prediksi panen bawang Merah di akhir bulan Mei berdasarkan prediksi Kementerian Pertanian (Kementan), ditargetkan harga bawang merah bisa kembali normal ke level 25.000-30.000/kg.
"Harapannya kembali normal lagi lah. Kalau sebelumnya kan harusnya harga bawang merah Rp 25.000-30.000," tutup Suhanto.
Sebagai informasi, menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga gula rata-rata nasional hari ini masih tembus Rp 17.600/kg, atau melonjak 40% dari harga acuan di tingkat konsumen yakni Rp 12.500/kg. Sementara, harga bawang merah tembus Rp 52.250/kg.
(Vadhia Lidyana/dna)