Ekonomi Jepang mulai tergelincir ke dalam resesi sejak terakhir terjadi di tahun 2015. Produk Domestik Bruto (PDB) negeri Sakura berada pada jalur kemerosotan terdalam karena krisis yang disebabkan virus Corona.
Ekonomi Jepang diprediksi akan menyusut pada kuartal II-2020. Tercatat PDB Jepang mengalami kontraksi tahunan 3,4% pada kuartal I-2020 karena konsumsi swasta, pengeluaran modal, dan ekspor turun.
"Sudah hampir pasti bahwa ekonomi mengalami penurunan yang lebih dalam pada kuartal saat ini. Jepang telah memasuki resesi penuh," kata Kepala Ekonom Meiji Yasuda Research Institute Yuichi Kodama dikutip dari Reuters, Senin (18/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus Corona telah merusak perekonomian global karena banyak negara melakukan lockdown yang ketat untuk menekan penyebaran wabah. Pandemi telah secara besar-besaran mengganggu rantai pasok bisnis, terutama di negara-negara yang bergantung pada perdagangan internasional seperti Jepang.
Konsumsi swasta Jepang yang menyumbang lebih dari setengah ekonomi US$ 5 triliunnya, kini telah tergelincir 0,7%. Ekspor mengalami kontraksi tajam sebesar 6% pada kuartal I. Ekspor Jepang merosot karena jatuhnya kapasitas ekspor ke Amerika Serikat (AS), termasuk mobil.
Secara keseluruhan, permintaan domestik turun 0,7 poin dari pertumbuhan PDB. Sementara permintaan eksternal turun 0,2 poin.
Tingkat pengangguran Jepang pada bulan Maret pun naik ke level tertinggi dalam setahun. Sementara ketersediaan lapangan pekerjaan merosot ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun.
Klik halaman berikutnya >>>
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]