Lebaran Sebentar Lagi, Karyawan Lion Air Dapat THR?

Lebaran Sebentar Lagi, Karyawan Lion Air Dapat THR?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 20 Mei 2020 11:45 WIB
Ilustrasi pesawat Lion Air
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Lion Air Group akan menyesuaikan pemberian tunjangan hari raya (THR) kepada para pegawainya. Jelang Lebaran 2020, pemberian THR hanya diberikan kepada pegawai Lion Group dengan golongan penghasilan total yang sama dengan UMR.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro menyatakan mayoritas golongan tersebut bekerja sebagai tenaga kebersihan, pengamanan, pengemudi, porter dan staf tertentu. Meski THR akan diberikan, namun jumlahnya tidak dibayar sepenuhnya dan akan dicicil.

"Nilai nominal THR yang diberikan belum sepenuhnya, rencana akan dipenuhi jika operasional normal kembali dan kondisi perusahaan membaik," jelas Danang dalam keterangannya, Rabu (20/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, pemberian THR kepada kelompok pegawai berpenghasilan menengah seperti mekanik, awak kabin seperti pramugari dan pramugara, hingga staf akan ditunda.

"Hingga operasional penerbangan sudah normal kembali serta kondisi sudah baik dan stabil," jelas Danang.

ADVERTISEMENT

Kemudian, bagi kelompok pegawai dengan penghasilan tinggi seperti awak penerbang, pejabat struktural atau manajemen THR-nya pun bakal ditunda. Lion Air Group akan memberikannya apabila kondisi operasional penerbangan sudah normal dan kondisi sudah sangat baik.

Danang menjelaskan, perusahaan juga melakukan pembicaraan untuk melakukan pemotongan penghasilan seluruh manajemen dan karyawan dengan nilai prosentase bervariasi. Semakin besar penghasilan semakin besar nilai nominal potongannya.

"Kebijakan-kebijakan tersebut telah mulai dilaksanakan dan diterapkan pada Maret, April, Mei sampai waktu yang belum ditentukan," kata Danang.

Menurut Danang, keputusan soal THR ini diambil Lion Air Group untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dia menjelaskan kondisi perusahaan saat ini sangat terpukul.

"Dalam upaya menjaga kelangsungan dimaksud, pada kondisi pendapatan yang sangat minim, karena terjadi pembatasan perjalanan, dan hanya beroperasi 5% dari kapasitas normal. Sebelumnya rata-rata 1.000 penerbangan per hari," jelas Danang.




(eds/eds)

Hide Ads