Pandemi COVID-19 mengganggu kondisi finansial banyak orang saat ini, baik karyawan maupun pengusaha. Menurunnya pendapatan masyarakat akibat pemotongan gaji atau tunjangan, serta melorotnya penjualan bagi pengusaha membuat likuiditas semakin seret.
Melihat kondisi tersebut, PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) mencoba membantu nasabah dan masyarakat menghadapi kondisi finansial di tengah pandemi dengan menggelar Web Seminar (Webinar) bertajuk How to Survive During Covid-19 pada Rabu (20/5/2020). Seminar tersebut menghadirkan Melvin Mumpuni, CEO dan Founder Finansialku sebagai narasumber.
Melvin mengatakan, menjaga likuiditas atau cash flow merupakan hal utama yang harus diperhatikan dalam masa pandemi ini. Jika likuditas tidak terjaga maka akan terjadi kesulitan saat ada kebutuhan dalam jangka pendek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menjaga likuiditas, masyarakat harus aman secara keuangan. Artinya, setiap orang harus memiliki dana darurat sebesar 6-12 kali dari pengeluaran bulanan. Dengan begitu, kata Melvin, masyarakat masih bisa bertahan saat kondisi terburuk akibat pandemi terjadi.
Dana darurat tersebut harus ditempatkan pada instrumen yang memang likuid seperti tabungan, deposito, reksadana, pasar uang, dan logam mulia. Dengan begitu, dana tersebut mudah dicairkan ketika dibutuhkan. Ia menambahkan, dalam kondisi sulit saat ini, berinvestasi pada instrumen beresiko bukanlah langkah bijak meskipun ada diskon besar-besaran. Pasalnya, akhir dari pandemi COVID-19 belum dapat dipastikan.
"Memang dana darurat itu bukan untuk menambah kekayaan. Tetapi untuk menjaga keamanan," kata Melvin.
Hal kedua yang harus dilakukan adalah menambah income. Banyak orang mengalami penurunan gaji atau tunjangan pasca COVID-19, maka harus berupaya untuk mencari penghasilan tambahan agar menutupi penurunan pendapatan. Melvin memandang, di tengah kesulitan yang diakibatkan pandemi ini, selalu ada peluang bisnis yang bisa digarap.
Menurutnya, peluang bisnis online saat ini sangat besar. Dibutuhkan kreativitas untuk memanfaatkan peluang yang bisa menghasilkan uang untuk menutupi pengeluaran bulanan. Sementara bagi pengusaha, harus lebih kreatif lagi dalam memperluas pasar dan membuat klien lama kembali lagi.
Hal ketiga yang mesti diperhatikan dalam masa pandemi, lanjut Melvin, yaitu melunasi hutang yang bersifat konsumtif. Keempat, masyarakat harus memiliki manajemen risiko.
Jika empat hal tersebut sudah dimiliki, maka tidak masalah jika ingin berinvestasi. Namun, apabila hal-hal tersebut belum terpenuhi, investasi yang dilakukan akan sia-sia. Sebab saat membutuhkan dana tunai dan tidak punya dana darurat maka investasi akan terpaksa dijual meskipun dalam kondisi rugi.
Melvin menegaskan, penempatan dana darurat dalam tabungan dan deposito tidak ada bedanya. Pasalnya, pencairan deposito saat ini sudah mudah karena adanya layanan deposito online yang disediakan perbankan.
Bank Yudha Bhakti bisa menjawab kebutuhan tersebut. Bank ini telah memiliki layanan deposito online untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses produk deposito BYB. Cara mendapatkan layanan ini sangat mudah, yakni calon nasabah hanya perlu mengisi data diri untuk membuka rekening deposito, kemudian akan diproses BBYB lewat aplikasi.
Saat ini, Bank Yudha Bhakti menawarkan bunga cukup tinggi untuk produk deposito yakni 8,75%., lebih tinggi dari LPS rate. Kemudian, bank ini juga menawarkan tabungan setara deposito untuk ritel dengan bunga 5,75%.
Informasi lebih lanjut bisa diakses melalui website Bank Yudha Bhakti atau layanan Web Deposito Online melalui www.deposito.haybyb.com dan Instagram @bankyudhabhakti.
(ads/ads)