Wabah virus corona membuat semua kalangan termasuk driver ojek online alias ojol terdampak secara ekonomi. Pendapatan para driver ojek online atau ojol pendapatannya terganggu.
Berbagai kisah pilu muncul, ada yang diusir dari kontrakan, bahkan ada juga yang nekat bunuh diri. Anjloknya pendapatan juga dirasakan driver ojol di bawah bendera Buroq. Platform transportasi online ini dibangun oleh Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid, RA. pengasuh Pondok Pesantren Kedunglo Kediri, Jawa Timur.
Koordinator Buroq Jabodetabek, Mario Reza mengatakan, sejak 30 November 2019 Buroq berada di Jakarta, sudah ratusan orang yang bergabung menjadi driver ojol Buroq.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain di Jabodetabek, Buroq juga hadir lebih awal di Kediri sebagai kota kelahirannya," katanya, Sabtu (23/5/2020).
Terkait dengan pandemi COVID-19, Mario mengatakan para driver Buroq juga terdampak. Agar tak semakin menderita, para driver ojol mendapat bantuan.
"Setiap driver Buroq mendapatkan Rp 150.000," katanya.
Selain itu, PT Buroq Sakti Terbang manajemen transportasi berbasis online ini juga memberikan paket sembako berupa beras, ayam, ikan Gurame, telur, minyak goreng, gula dan masker bagi para drivernya.
"Paket sembako dan uang tunai ini diharapkan dapat meringankan beban para driver buroq," imbuh Mario.
Zainul Arifin salah satu pengemudi yang menerima bantuan Buroq Berbagi itu mengaku sangat terbantu oleh kepedulian manajemen Buroq.
"Meski termasuk baru dan tak sebesar aplikator transportasi online yang lain, ternyata Buroq sangat peduli dengan mitranya yang menjadi ujung tombak bisnis di lapangan," katanya.
Bukan hanya driver, bahkan pelanggan ojol juga diberikan paket sembako. Nurbaiti salah satu pelanggan ojol bersyukur dengan bantuan tersebut.
"Alhamdulillah, sangat membantu sekali, yang saya rasakan, begitu besarnya perhatian tim Buroq kepada customer dan juga driver-nya," tuturnya.
Pendirian Buroq memang berbeda dengan aplikasi transportasi online lainnya. Menurut Mario, Aplikasi Buroq dibuat oleh para santri Pesantren Kedunglo, Kediri yang mempunyai jemaah sholawat wahidiyah.
"Jadi tujuan didirikannya Buroq untuk menyejahterakan para pengamal sholawat wahidiyah," paparnya.
Bahkan, perbedaan dalam pelayanan juga akan sangat dirasakan oleh pelanggannya.
"Setiap pelanggan Buroq akan didoakan oleh driver dan akan mendapatkan Kartu Nida yang berisikan doa sholawat wahidiyah. Dan semoga dengan layanan ini kita bisa segera terbebas dari pandemi COVID-19," pungkas Mario.
(kil/ara)