Hampir sebulan lebih DKI Jakarta dan sekitarnya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hal ini dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Di tengah PSBB, driver ojek online pun menjadi salah satu pihak yang kena dampaknya.
Pendapatan driver ojol kini makin seret karena PSBB, pasalnya kini driver ojol cuma mengandalkan pendapatan dari pengantaran makanan dan barang. Justru pengantaran penumpang yang besar kontribusinya untuk pendapatan mereka telah dilarang untuk sementara.
Seperti Jerry misalnya, driver ojol dari Bogor ini mengaku pendapatannya merosot di tengah PSBB. Dahulu sebelum adanya PSBB dia bisa mendapatkan Rp 150 ribu lebih sehari, kini Rp 50 ribu saja sangat sulit didapatkan.
"Ya karena ini orderan makin sedikit karena narik cuma boleh barang dan food aja. Dulu Rp 150 ribu mah masuk kantong nggak jarang lebih dari segitu, ya kita pekerja harian begini masuk masa-masa sulit Rp 50 ribu aja susah," cerita Jerry kepada detikcom, Rabu (27/5/2020).
Baca juga: Kapan Ojol Bisa Angkut Penumpang Lagi? |
Jerry juga mengeluhkan sulitnya dapat pesanan di tengah PSBB, dia bercerita kadang sehari saja bisa tidak mendapatkan pesanan sama sekali. Bahkan pernah hampir seminggu tidak mendapatkan order.
"Pas mulai PSBB tuh hampir seminggu kagak dikasih. Sekarang sih mulai ada lagi, biar cuma satu apa dua orderan mah ada, Alhamdulilah juga Lebaran kemarin banyak yang order," jelas Jerry.
Sedianya Jerry sempat bekerja dan menjadikan ojek online sampingan, namun sejak awal tahun lalu dia belum mendapatkan pekerjaan lagi. Hingga kini mencari kerja pun belum dapat, maka dari itu dia menjadikan ojol sebagai sumber pendapatannya.
"Ya sejak awal tahun saya belum dapat kerja lagi, terus ya udah saya mikir narik ojek bisa cukuplah seenggaknya buat kehidupan sehari-hari sambil cari kerja," kata Jerry.
"Eh tahu-tahu ini ada Corona, jadi musibah," ungkapnya.
Jerry sendiri sampai saat ini mengaku belum berkeluarga, pendapatannya narik ojol digunakan untuk dirinya sendiri dan membantu kehidupan keluarganya.
"Orang tua sih masih kerja, penghasilan ngojek dipakai buat kehidupan sendiri sama bantu orang tua aja. Makin sedikit tapi bantunya nggak kayak dulu, cuma Alhamdulillah buat sehari-hari mah tercukupi," kata Jerry.
Dia juga bercerita saat ini sedang menjalani kuliah, beruntungnya dia masih punya simpanan uang untuk membayar kuliahnya semester ini.
"Kuliah Alhamdulillah lancar, masih ada simpanan, buat semester ini insyaAllah aman. Ke depannya dipikirin nanti lah," kata Jerry.
Bukan cuma Jerry, ada juga Sartono driver ojol lainnya asal Tangerang Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buka halaman selanjutnya>>>
Dia juga mengaku pendapatannya merosot karena tak bisa angkut penumpang.
"Berasa banget nggak bisa angkut penumpang, ini saya biasa Rp 250 ribu mah dapat sehari jalan. Sekarang susah banget, Rp 50 ribu aja bersyukur," kata Sartono.
Sartono mengaku sempat menggunakan tabungannya untuk menyambung hidup, dia mengatakan keluarganya mendapat penghasilan dari istrinya yang membuka lapak online.
"Saya sampai gunakan tabungan saya buat nyambung usaha istri saya, itu doang yang jadi andalan sekarang. Itu juga nggak seberapa," kata Sartono.
Dia mengatakan sambil mengisi waktu, dirinya ikut membantu tetangganya untuk membuat lemari. Sekali menjual lemari dia bisa mendapatkan komisi.
"Sekarang ya kalau nggak dapat orderan kerja apa aja lah, ini kemarin ditawarin bantuin bikin lemari buat dijual terus dapat komisi," kisah Sartono.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan banyak anggotanya yang pendapatannya turun hingga 90% di tengah PSBB.
"Keadaan makin sulit, teman-teman ojol pendapatannya itu turun signifikan sampai 90% lebih. Ini kita nggak ada lagi penumpang, kita andalkan dari makanan dan angkutan barang aja itu sedikit," kata Igun.
(dna/dna)