Bos Kulit Hitam Uber Takut Ketemu Polisi Imbas Kasus George Floyd

Bos Kulit Hitam Uber Takut Ketemu Polisi Imbas Kasus George Floyd

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 04 Jun 2020 10:25 WIB
Ursula Burns
Ursula Burns/Foto: Getty Images
Jakarta -

Direktur Uber, Ursula Burns menyatakan bahwa banyak petinggi perusahaan kulit hitam seperti dia masih takut untuk menjalankan kehidupan normal. Hal ini terjadi karena sentimen ras di Amerika Serikat (AS).

Burns sendiri merupakan mantan CEO Xerox dan menjadi CEO wanita kulit hitam pertama di jajaran perusahaan top Fortune 500.

Menurutnya meski sudah punya jabatan di perusahaan top, dia tetap menjadi minoritas. Bahkan usai kasus pembunuhan George Floyd oleh polisi berkulit putih di AS dia mengaku kini khawatir bila didekati polisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bagian dari 1%, dan saya masih khawatir ketika saya didekati oleh seorang polisi," kata Burns dikutip dari CNBC, Kamis (4/6/2020).

Burns meminta agar perusahaan lebih banyak melihat kompetensi warga kulit hitam, bahkan kalau perlu ada di dalam jabatan penting pada perusahaan. Hal ini menurutnya dapat membongkar ketidakseimbangan ras lebih cepat.

ADVERTISEMENT

"Sebagian besar dewan masih memiliki nol atau satu orang Afrika-Amerika di dalamnya, dan itu, saya pikir tekanan di bidang itu, dapat membantu mempercepat kemajuan dan transisi bagi perusahaan," jelas Burns.

Menurut laporan Center for Talent Innovation, warga kulit hitam di AS hanya memegang 3,2% dari posisi manajer eksekutif. Bahkan, kurang dari 1% dari posisi CEO Fortune 500.

Berlanjut di halaman berikutnya.

Beberapa perusahaan, mulai dari Nike hingga Amazon sendiri telah mengeluarkan pernyataan untuk mendukung komunitas kulit hitam, menyusul kematian George Floyd.

Burns mengatakan orang harus mengerti bahwa masih banyak kemajuan yang harus dibuat dalam menekan sentimen rasial di AS. Dia meminta perusahaan-perusahaan lebih peduli pada komunitas kulit hitam.

"Perusahaan harus tertarik, peduli, aktif, vokal tentang bagaimana komunitas mereka (kulit hitam), bagaimana struktur mereka dalam komunitas mereka dijalankan," kata Burns.

Ketakutan yang sama seperti Burns juga dialami CEO Merck, Kenneth Frazier. Pria kulit hitam ini mengungkapkan apa yang terjadi pada George Floyd bisa juga terjadi padanya dan seluruh komunitas kulit hitam di AS.

"Apa yang dilihat oleh komunitas Afrika-Amerika dalam rekaman video itu adalah bahwa lelaki Afrika-Amerika ini, yang bisa jadi saya atau lelaki Afrika-Amerika lainnya, diperlakukan sebagai bukan manusia," kata Frazier.



Simak Video "Adu Kuat Indonesia Vs China di Final Uber Cup 2024"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads