Pentolan Industri Batu Bara yang Kini Nyemplung di Startup

Pentolan Industri Batu Bara yang Kini Nyemplung di Startup

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 05 Jun 2020 14:35 WIB
Direktur Toba Bara, Pendiri Indies Capital, VC Ventures, Presiden Komisaris SEA Group Indonesia, Shopee, Dewan Komisaris Gojek, Bukalapak
Foto: Dok. Inspirasi Digital
Jakarta -

Pandu Patria Sjahrir lebih dikenal sebagai Direktur PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan juga Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI). Tapi siapa sangka ternyata dia tengah asik nyemplung di dunia investasi startup.

Sedikit yang tahu, ternyata Pandu sudah berkecimpung di dunia investasi perusahaan digital selama 7 tahun. Baru belakangan ini dia diketahui sebagai Presiden Komisaris SEA Group (dulunya Garena) untuk wilayah Indonesia yang menaungi Shopee. Pandu juga diketahui sebagai salah satu anggota Dewan Komisaris Go-Jek dan juga Bukalapak.

"Ya memang karena sebagai ketua asosiasi, lebih banyak berbicara untuk urusan asosiasi, urusan undang-undang Minerba begitu. Sebenarnya saya sudah 7 tahun investasi teknologi tapi memang bukan buat dipamerin lah. Sebagian memang sudah jalan seperti di Go-Jek orang udah tahu, Bukalapak juga ya sebenarnya hanya investasi saja dan SEA yang orang juga banyak yang belum tahu," tuturnya saat berbincang dengan detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandu mengaku memang memiliki ketertarikan untuk berinvestasi di sektor digital. Awalnya dia berinvestasi secara pribadi tanpa kendaraan perusahaan. Beberapa benih yang ditanamkan di perusahaan startup ternyata tumbuh cukup baik.

Ketertarikan Pandu di dunia investasi perusahaan digital semakin tinggi. Hingga akhirnya dia membuat perusahaan investasi Indies. Selain itu di bawah perusahaan itu juga ada perusahaan investasi yang bernama AC Ventures (ACV).

ADVERTISEMENT

"Itu saya ada investasi buat company yang masih kecil lewat sub-fund namanya ACV. Kalau di Indies untuk perusahaan-perusahaan yang besar yang sudah established. Jadi memang saya bikin profesional investment company, jadi ada sekitar 20 orang yang buat ngurusin investasi," terangnya.

Pandu menceritakan, awal mula dia masuk sebagai investor di SEA Group. Seiring berjalannya waktu, Pandu diminta menjadi Chairman untuk wilayah Indonesia. Kemudian perusahaan kapital itu mulai mengembangkan Shopee di Indonesia, Pandu pun diminta untuk menjadi komisaris pertama dan satu-satunya.

"Jadi dulu namanya Garena. Investasi saya kecil-kecilan lah, waktu itu kan saya nggak tau Garena jadi apa, cuma gaming, masih kecil lah. Revenuenya ya Shopee masih nol, Garena saat itu hanya Rp 1 triliun, tapi sekarang sudah Rp 50 triliun revenue-nya. Shopee saja sekarang sudah Rp 25 miliar. Market cap kita sekarang US$ 40 miliar kurang lebih Rp 500 triliun, jadi alhamdulillah," terangnya.

Lalu apakah itu yang membuat Pandu lebih tertarik di dunia digital ketimbang batu bara?

Pandu menjelaskan, kiprahnya di dunia energi sebenarnya lantaran dia dipercaya sebagai perwakilan keluarga untuk ada di jajaran direksi PT Toba Bara Sejahtera.

Meski begitu keponakan dari Luhut Binsar Pandjaitan itu tidak setengah hati menjalaninya. Buktinya dia tidak hanya aktif di perusahaan saja, tapi juga lantang menyuarakan aspirasi pelaku usaha batubara. Dia pun terpilih sebagai Ketua APBI.

"Saya investasi di teknologi karena keluarga tidak ada yang tertarik, karena dianggap terlalu berisiko. Saya sendirian, berusaha, belajar sendiri. Jujur karena passion saya investasi. Jujur baru muncul 1,5 tahun terakhir terpaksa, karena dengan industri yang semakin besar kita juga harus juga bisa ngomong ke stakeholder, ya hompimpa saya yang kena," tuturnya.

Namun secara pribadi dia mengakui lebih tertarik di dunia investasi teknologi. Dia melihat perkembangan yang luar biasa cepatnya. Apalagi ketika masa pandemi Corona yang memaksa semua orang beraktivitas dari rumah.

"Peningkatan dari sisi orang penggunaan teknologi lebih banyak, baru bangun pagi orang sudah menggunakan mobile. Pesanan dari Shopee saja sekarang jauh lebih banyak dibanding tahun lalu, peningkatan yang luar biasa. Orang mau transaksi pasti e-wallet. Kirim barang semuanya sekarang logistik, kerja pakai aplikasi video conference," terangnya.

Melalui perusahaannya Pandu saat ini sudah menyuntikkan modal kurang lebih ke 70 perusahaan startup, nilai investasinya bisa mencapai US$ 100 juta. Beberapa startup yang didanai oleh Pandu melalui AC Ventures adalah WarungPintar, Wahyoo, Aruna, Waste4Change, Xurya, Paxel, Akseleran

Lewat ACV Pandu ingin mendukung UMKM Indonesia yang selama ini selalu menjadi penopang roda perekonomian Indonesia, terutama dalam masa krisis.


Hide Ads