Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengungkapkan penumpang maskapai pelat merah tersebut anjlok 90% imbas pandemi COVID-19. Dirinya pun mengharapkan adanya dukungan terhadap pihaknya.
Untuk saat ini Garuda fokus pada penerbangan kargo, carter untuk repatriasi warga Indonesia yang pulang ke Indonesia, maupun repatriasi warga negara asing yang kembali ke negara asalnya.
"Kita ke depan berharap dukungan banyak para pihak. Jumlah penumpang kita turun drastis sampai hampir 90%," kata dia dalam konferensi pers virtual melalui Zoom, Jumat (5/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan bahwa pendapatan Garuda Indonesia menurun drastis dan banyak pesawat yang tidak beroperasi selama pandemi COVID-19.
Untuk itu dia mengatakan bahwa Garuda Indonesia memerlukan adanya relaksasi dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Pesawat kita grounded (parkir) ini mengantisipasi memang penumpangnya tidak terlalu banyak terutama di beberapa minggu terakhir ini. Kita berharap setelah tanggal 7 ini Kementerian Perhubungan, Gugus Tugas (COVID-19) akan melakukan policy baru terhadap new normal ini yang memungkinkan kita lebih terelaksasi dalam melakukan penerbangan ke depan," jelasnya.
Namun seperti apa relaksasi yang dimaksud, dia menyerahkan itu kepada pemerintah selaku regulator.
"Namun relaksasi apapun yang akan diputuskan oleh pemerintah dan kita Garuda sebagai flight carrier harus tentu saja comply terhadap peraturan tersebut. Kita akan fokuskan ke program-program ke depan yang lebih fokus kepada memastikan terbang dengan aman, terbang dengan nyaman, dan merasa bahwa terbang dengan Garuda itu sesuatu yang menyenangkan," tambahnya.
(toy/das)