Dalam acara bincang-bincang itu, Aa Gym menanyakan perihal isu yang tengah ramai beredar tersebut.
"Sehubungan dengan diundurnya berangkatnya haji tahun ini, ini banyak mungkin mendengar berita yang kurang jelas di masyarakat. Katanya uangnya bisa dipakai apa, untuk nalangin situasi yang sulit ini, bagaimana jawabnya pak?" tanya Aa Gym dilansir Minggu (7/6/2020).
Anggito menerangkan, pada intinya tujuan uang haji dalam pengelolaan BPKH harus dikembalikan sebagai manfaat untuk jamaah haji. Dia menekankan tidak ada tujuan lain selain tujuan itu.
"Jadi sebetulnya tidak ada mandat atau amanah kita untuk melakukan yang lain yang tidak terkait haji itu tidak ada dan itu tidak pernah direncanakan juga. Nggak ada A, jadi itu nggak ada, kami pastikan dan dilaporan kami kan juga pasti tidak ada itu," jawabnya.
Anggito menerangkan, dana haji per Mei 2020 sudah mencapai Rp 135 triliun. Dari dana tersebut Rp 132 triliun merupakan setoran awal dan nilai manfaat, lalu Rp 3,4 triliun berupa dana abadi umat (DAU).
"Kalau Rp 135 triliun itu tidak boleh dipergunakan lain kecuali dikembalikan untuk manfaat jamaah haji. Tapi kalau yang Rp 3,4 triliun itu bagi hasilnya itu dipakai untuk pendidikan, pesantren, untuk dakwah, untuk dulu waktu ada bencana, kemudian untuk bantu sembako, bantuan langsung kepada ustadz, da'i, marbot, itu ada," terangnya.
Sekedar informasi untuk keberangkatan haji BPKH seharusnya menyiapkan Rp 14,5 triliun kepada Kementerian Agama (Kemenag). Dari angka tersebut, Rp 8,5 triliunnya berupa valuta asing atau valas.
Namun sebelumnya Anggito sudah menegaskan bahwa dana tersebut yang berbentuk valas bukanlah digunakan untuk penguatan rupiah.
(das/dna)