PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan laba setelah pajak sebesar Rp 7,91 triliun tumbuh 9,44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba operasional tercatat Rp 10,39 triliun atau tumbuh 9,94%.
Direktur Bank Mandiri Silvano Rumantir mengungkapkan pertumbuhan laba bersih ini didorong oleh pendapatan fee base income. "Fee based income tercatat tumbuh 23,95% secara year on year menjadi Rp 7,73 triliun," kata Silvano dalam video conference, Senin (8/6/2020).
Dia mengungkapkan pendapatan operasional Bank Mandiri tercatat Rp 23,89 triliun tumbuh 13,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian net interest income tercatat Rp 16,16 triliun tumbuh 9,05%.
Biaya operasional perseroan tercatat 10,02 triliun tumbuh 13,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 8,8 triliun. Biaya CKPN tercatat Rp 3,4 triliun tumbuh 26,19%.
Aset Bank Mandiri tercatat Rp 1.320 triliun atau tumbuh 9,46% dibandingkan periode Maret 2018 sebesar Rp 1.205 triliun. Penyaluran kredit tercatat Rp 902,6 triliun tumbuh 14,2%, dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 941,3 triliun tumbuh 13,72%.
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat 2,36% turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,68%. Serta rasio kecukupan modal sebesar 17,65% turun 4,82% dibandingkan periode Maret 2018 22,47%.
(kil/dna)