Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyetujui pembagian dividen sebanyak Rp 3,65 triliun atau sebanyak 90% dari total laba bersih perusahaan tahun 2019 sebesar Rp 4,1 triliun. Lalu, bagaimana kondisi kas perusahan?
Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengklaim, rasio pembayaran dividen tersebut merupakan terbesar dalam sejarah PTBA.
"Dari hasil kinerja kita 2019 yang tadi pemegang saham memutuskan pay out ratio 90% pada RUPS 2020 untuk laba kita di 2019. Tentunya ini merupakan dividen pay out ratio terbesar dalam sejarah PTBA, dan barang kali juga dalam sejarah BUMN atau perusahaan publik yang listing di bursa sekitar Rp 3,6 triliun," jelasnya dalam teleconference, Rabu (10/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjutnya, pembagian dividen sebanyak 90% ini merupakan pertimbangan pemegang saham mayoritas. Di mana, pemegang saham mayoritas PTBA saat ini ialah PT Inalum (Persero) yang merupakan holding pertambangan BUMN.
"Ini adalah domain pemegang saham untuk memutuskan dividen pay out ratio 90% tentunya ini terkait kebutuhan pemegang saham mayoritas kita dalam hal ini Inalum," jelasnya.
Terangnya, likuiditas perusahaan tercatat cukup baik dalam baik dalam beberapa tahun terakhir. Ia juga mengatakan, dengan pembayaran dividen ini posisi kas PTBA masih besar.
"Sebagai informasi posisi kas kita hampir sekitar Rp 8 triliun, kalau tadi saya katakan dividen yang kita berikan Rp 3,6 triliun tentunya posisi kas kita cukup besar walaupun sudah dibayarkan dividen sebesar Rp 3,6 triliun," ujarnya.
(fdl/fdl)