"Ini sudah seharusnya, kemudian bagaimana kita menyisihkan atau menabung untuk memiliki aset tambahan," kata Pahala dalam diskusi online, Kamis (11/6/2020).
Dia mengungkapkan, masyarakat juga harus mengutamakan kewajiban seperti cicilan kredit dan tabungan rencana masa depan. Selain itu, sebisa mungkin mengatur pengeluaran yang tidak perlu.
"Usahakan menyisihkan pendapatan untuk punya aset. Karena aset itu sangat penting sekali. Seperti waktu kecil kita main monopoli di situ kita berlatih untuk memiliki aset dan menambah aset di sebuah tempat. Itu juga bisa diterapkan dalam kehidupan saat ini," kata Pahala.
Menurut dia, saat kondisi pandemi COVID-19 ini ada sebagian masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan. Hal ini yang menjadi tantangan untuk masyarakat bagaimana memanage pengeluaran di saat kondisi pandemi.
"Jadi yang tidak perlu-perlu amat nggak usah dibeli lah, yang dibutuhkan saja istilahnya pengetatan ikat pinggang dulu," jelasnya.
Pahala mengungkapkan, kondisi pandemi ini juga bisa jadi salah satu seleksi di sektor keuangan. Misalnya nasabah yang pembayarannya tetap lancar dan tak ada pengajuan restrukturisasi akan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari perbankan.
Baca juga: Balada Guru Honorer Bergaji Rp 200.000/Bulan |
Sehingga track record ke depan bisa lebih baik dan sangat dipercaya bank.
"Kalau nggak pernah tunggakan malah ditawarin kan sama orang ya, kartu kredit ini, produk ini. Kalau yang KPR ditawarin topup. Track record yang baik di sektor keuangan itu sangat penting sekali, jadi jangan mengorbankan track record itu dengan menunggak atau menghindari konsultasi ke bank," jelas dia.
(kil/dna)