Luhut Dorong Turis 'Berdompet Tebal' ke Indonesia, Ini Alasannya

Luhut Dorong Turis 'Berdompet Tebal' ke Indonesia, Ini Alasannya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 13 Jun 2020 12:00 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan/Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong kunjungan wisatawan kelas A dan B alias turis berdompet tebal ke Indonesia. Hal ini menurutnya menjadi strategi pemerintah dalam menggenjot sektor pariwisata.

Luhut juga mengatakan pemerintah akan berupaya meningkatkan porsi penerimaan negara dari wisatawan domestik. Dari awalnya 55% menjadi 70%.

"Kami mau meningkatkan porsi penerimaan negara dari wisatawan domestik dari awalnya 55% jadi 70%. Serta mendorong wisata asing kelas A dan B," papar Luhut dalam dalam webinar yang disiarkan di YouTube Kemenkomarves, Jumat (12/6/2020).

Luhut menjelaskan Indonesia bukan tidak mau menerima lagi wisatawan kelas C. Hanya saja menurutnya, survei membuktikan bahwa banyak turis dengan kantong tebal akan mendatangi Indonesia. Dia menyebut ongkos menjadi salah satu faktornya.

"Kita bukan ndak mau lah, tapi kita mau mengurangi turis-turis kelas C, karena dari hasil survei trennya banyak turis yang 'berada' yang akan datang, karena ongkos. Oleh karena itu persiapan kita harus baik," jelas Luhut.


Luhut juga mengatakan, pemerintah juga sudah mendorong pemasaran produk lokal ke turis-turis, nama programnya One Village One Product. Dia menjabarkan sudah ada 10 desa yang akan dijadikan percontohan di sekitar Danau Toba untuk program ini. Dia meminta pemerintah setempat untuk mengawal program ini, sehingga bisa berjalan dengan baik.

Lalu sebenarnya apa alasan Luhut mau menarik wisatawan kelas A dan B? Klik halaman selanjutnya.



Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Odo Manuhutu menjelaskan maksud Luhut yang mengatakan pemerintah membidik turis kelas A dan B untuk plesiran ke Indonesia.

Menurut Odo alasan pemerintah mengincar turis 'berkantong tebal' alasannya untuk mendorong wisatawan berkualitas. Salah satu kualitasnya adalah besaran pengeluaran turis saat berlibur di Indonesia.

Odo mencontohkan di Bali turisnya terus meningkat. Namun, jumlah uang yang dihabiskan selama berlibur di Bali justru berkurang.

"Alasan kenapa mendorong kelas A dan B apa? Jadi kita mendorong quality tourism, salah satu riset menyatakan dari 2008 sampai 2019 wisatawan di Bali itu meningkat, stay meningkat. Tapi spend per day menurun 8% pengeluaranya," papar Odo dalam video conference.


Dia mengatakan yang diincar justru turis yang berlibur dan menghabiskan banyak uang di Indonesia, sehingga mendukung roda perekonomian di daerah tempat wisata tersebut.

"Justru yang kita inginkan kan dia tinggal 3-4 hari di sana, tapi spend-nya besar. Arahnya adalah quality tourism dan berkontribusi ke sustainable development," ujar Odo.

Dia menjelaskan, turis berkualitas itu datang berlibur ke Indonesia, menghabiskan uangnya saat berlibur, dan membeli produk lokal. Turis berkualitas juga akan menjaga lingkungan di tempatnya berlibur.

"Quality tourism itu, ibarat you come to Indonesia, spend money here, buy local product. Selain itu, turisnya bisa jaga lingkungan," kata Odo.



Simak Video "Video Luhut: Saya Saksi Hidup, Jokowi Tak Langgar Konstitusi Selama Jabat Presiden"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads