New Normal, Babak Baru Rupiah vs Dolar AS!

New Normal, Babak Baru Rupiah vs Dolar AS!

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 15 Jun 2020 17:30 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhirnya tembus ke level Rp 15.000. Ini adalah pertama kalinya dolar AS menyentuh level tersebut pada tahun ini.
Dolar AS/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Gejolak nilai tukar rupiah di era tatanan kehidupan baru atau new normal masih terus berlanjut. Dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat melemah hingga level Rp 13.900-an kini kembali lagi di atas level Rp 14.000-an, bahkan sudah menyentuh level di atas Rp 14.200-an.

Kembali menguatnya nilai dolar AS terjadi sejak 10 Juni 2020 yang sebelumnya sudah melemah sejak pernyataan akan digelarnya new normal di Indonesia.

Pagi tadi nilai tukar dolar AS sudah berada di level Rp 14.050. Padahal sebelumnya di awal Juni dolar AS sempat berada di level Rp 13.859.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede mengatakan pelemahan rupiah ini terjadi karena adanya sentimen risk-off setelah berbagai negara mengumumkan kenaikan kasus Corona.

"Kekhawatiran ini didasarkan pada kenaikan kasus COVID-19 di beberapa negara bagian, yang sebelumnya sudah mengalami penurunan laju kasus baru," katanya kepada detikcom, Minggu (14/6/2020) kemarin.

ADVERTISEMENT

Selain itu, sentimen ini juga didorong oleh keputusan pemerintah AS untuk menunda pembicaraan terkait tambahan stimulus hingga setidaknya bulan Juli mendatang.

Sementara sore ini dolar AS terhadap rupiah sore ini sudah berada di level Rp 14.247. Nilai tukar dolar sudah menguat 1,4% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Berlanjut di halaman berikutnya.

Pekan ini rupiah diprediksi bisa melemah hingga ke level Rp 14.300 per US$ dengan support di kisaran Rp 14.000 per US$.

"Rupiah bisa terkena dampak pelemahan pekan ini," ujar Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra kepada detikcom, Senin (15/6/2020).

Rupiah bisa melemah, kata Ariston, karena ada kekhawatiran risiko gelombang kedua COVID-19 di Indonesia mengingat kasusnya terus bertambah setiap hari.

"Masa transisi atau new normal sebenarnya memberikan optimisme ke pelaku pasar terhadap pemulihan ekonom. Tapi sayangnya pasar saat ini masih dilanda kekhawatiran perkembangan wabah yang terus bertambah dan meningkat lajunya di Indonesia," tuturnya.

Selain itu, ada sentimen negatif dari pelaku pasar keuangan global yang juga mulai mengantisipasi risiko gelombang kedua COVID-19 karena pembukaan ekonomi yang sudah diterapkan di beberapa negara. Kekhawatiran ini diyakini akan mendorong pelaku usaha keluar dari aset berisiko seperti saham.

Hal serupa juga diprediksi oleh Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi. Menurut Ibrahim, pada pembukaan pagi ini, Rupiah memang sedikit menguat namun, sore nanti Rupiah bakal kembali melemah. Rupiah sore ini melemah tipis atau bisa stagnan.

"Jadi di hari ini memang rupiah dibuka menguat, tetapi penguatannya tidak terlalu signifikan, ini di 23 point, tapi kemungkinan besar rupiah ini akan melemah pada penutupan nanti sore," ujar Ibrahim kepada detikcom.


Hide Ads