Dia menyebut, ada sekitar 24,8% pegawai Kementerian Keuangan merasa WFH membuat kerja lebih berat dibandingkan waktu normal.
"Saya melihat survei waktu mereka bekerja di rumah, ada yang merasakan kerja dari rumah lebih berat, termasuk saya," kata Sri Mulyani saat menjadi pembicara kunci di acara Townhall Meeting via virtual, Jumat (19/6/2020).
"Saya lebih banyak disebut jam kerjanya lebih dari jam kerja normal. Karena WFH artinya 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, nggak ada bedanya home sama work, jadi kerja luar biasa panjang, nggak ada jedanya," tambahnya.
WFH yang dianggap lebih banyak bekerja dibandingkan kondisi normal, dikatakan Sri Mulyani karena tidak ada jeda waktu yang lama dari rapat satu ke rapat yang lainnya.
"Cuma pindah dari satu zoom to another zoom, padahal di Kemenkeu harus menyediakan bahan karena ada konsekuensi keuangan negara," jelas dia.
Dari hasil survei itu juga tercatat sebanyak 31% pegawai Kementerian Keuangan merasa bekerja dari rumah membuat waktu kerja menjadi lebih sedikit, dan sebanyak 43% lainnya merasa waktu kerja menjadi sama saja.
Adapun mengenai efektifitas bekerja, tercatat sebanyak 34% merasa sama saja, 13% merasa kurang efektif, dan sebanyak 51% pegawai merasa lebih efektif.
"Saya ini termasuk 51%, karena saya nggak usah stress untuk travelling, memikirkan traffic. Saya berbesar hati ada 51,9% yang merasa lebih efektif dengan WFH," katanya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini berharap hasil survei internal Kementerian Keuangan bisa dimanfaatkan ke depannya, terutama terhadap cara bekerja, pengorganisasian dengan tidak mengurangi kualitas.
"Cara kita bisa berubah, bisa bekerja dari rumah, dari kantor, atau kombinasi office dan rumah, namun yang harus kita pegang, kualitas kerja kita tidak boleh turun, harus naik," ungkapnya.
(hek/ang)