Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengungkapkan ada oknum-oknum yang membuat isu beras Bulog untuk bantuan sosial (bansos) di Jabodetabek bermutu rendah.
Buwas mengatakan, oknum-oknum tersebut berupaya menjatuhkan program bansos pemerintah yang disalurkan melalui Bulog. Salah satunya membuat video yang viral di sosial media terkait adanya kutu di beras bansos tersebut.
"Ada beberapa berita viral beras Bulog itu tidak baik. Kemarin diviralkan ada beras kita di dalamnya berkutu banyak dan bergumpal. Tapi kita sudah cek ke lapangan, pelakunya sudah diurus Polri. Jadi bungkus dari Bulog itu sebagian dibuka, lalu diisi beras lain. Di situ yang ditemukan 1 karung terus diviralkan berasnya bergumpal-gumpal dan berkutu banyak," ungkap Buwas di kantornya, Jakarta, Selasa (23/6/2020).
![]() |
Selain itu, ada oknum yang membuat viral beras Bulog merupakan stok tahun 2017 sesuai dengan keterangan yang tercantum di karung kemasan, dan juga beras medium dicantumkan dengan label premium. Namun, Buwas memberikan klarifikasi mengenai kabar viral tersebut.
Untuk isu beras bansos menggunakan stok tahun 2017 Buwas langsung membantahnya. Ia mengatakan, beras yang digunakan untuk bansos Jabodetabek adalah stok baru dari penyerapan Bulog di tahun 2020 ini. Karena Bulog hanya diberikan waktu 2 minggu untuk penyaluran, akhirnya karung kemasan yang dipakai merupakan produksi 2017 untuk program beras sejahtera (rastra).
"Karena kita butuhnya kecepatan kemarin. Yang ada karung kita stok lama, tapi belum pernah dipakai. Memang karungnya 2017, tapi berasnya baru. Nah itu akhirnya Dinas Sosial Jabar baru paham. Kita tidak menghindar, tapi betul memang. Karungnya 2017 tapi berasnya baru. Dan itu diuji tanah, kita ke sana membuktikan, karungnya masih bagus. Tentunya berasnya juga bagus, jadi clear," paparnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Video Wamentan soal Beras Bulog Berkutu: Bisa Jadi Pakan Ternak"
[Gambas:Video 20detik]