Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hingga kini masih berupaya merumuskan protokol bagi para pelaku bisnis jasa konstruksi untuk menjalani fase tatanan kehidupan normal baru atau new normal di tengah pandemi COVID-19 yang tengah melanda negeri ini.
Protokol ini sendiri bertujuan untuk mendukung keberlangsungan industri tersebut agar bisa berjalan dengan aman, efektif dan efisien untuk percepatan pembangunan infrastruktur.
Menanggapi hal ini, para pelaku usaha konstruksi, khususnya di sektor baja ringan yang tergabung dalam Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) menyambut baik upaya pemerintah tersebut. Alasannya, selain dapat melindungi para pekerja konstruksi dari ancaman virus berbahaya, protokol pelaksanaan new normal di sektor jasa konstruksi ini juga diharapkan bisa membawa perubahan pada sektor industri yang mereka geluti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekjen ARFI, Nicolas Kesuma menjelaskan, industri konstruksi khususnya baja ringan selama ini dibagi menjadi 2 segmen. Yang pertama segmen project dan yang kedua segmen retail. Kedua segmen ini tentunya ikut terdampak oleh pandemi Covid-19 yang kini terjadi.
Saat pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak awal Maret lalu, kedua segmen ini banyak yang terhenti. Meski diakui masih ada beberapa project on going yang tetap dilanjutkan selama pandemi, namun sebagian lainnya nyaris tak berdenyut lagi.
Kondisi ini berlangsung cukup lama hingga akhirnya pemerintah mulai memberlakukan tatanan normal baru disegala lini untuk menggerakan perekonomian bangsa. Namun demikian, tatanan normal baru ini dirasakan masih belum 100 persen mengembalikan keadaan seperti sedia kala.
"Misalkan pembangunan LRT, tadinya ada 200 orang sekarang jadi 100 orang. Tidak efektif, tapi kita harus menyesuaikan kondisi sekarang ini. Itu yang menjadi fokus kita. Kondisi new normal ini belum bisa memulihkan total. Tapi setidaknya kita sudah bisa menyiapkan sesuatu, seperti bekerja lebih high performance," terang Nicolas dalam keterangannya, Selasa (30/6/2020).
Nicolas menuturkan, 13 produsen baja ringan besar yang tergabung di ARFI, selama pandemi berlangsung dengan taat menjalankan protokoler kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk seluruh karyawan baik di kantor hingga ke pabrik. Edukasi tentang pencegahan penularan hingga pemberian nutrisi tambahan tak ketinggalan dilakukan.
Karena itu, ARFI berharap, protokol kesehatan dalam pelaksanaan new normal di sektor jasa konstruksi ini nantinya dibakukan agar industri dapat segera bangkit. Selain itu, dalam protokol baru itu ARFI juga berharap peran pemerintah untuk memberikan dukungan kepada industri dalam negeri agar mendapat kesempatan terlibat dalam pembangunan yang ada untuk mengejar ketertinggalan mereka pada semester kedua 2020 saat ini yang hanya menyisakan waktu 6 bulan lagi.
"Semoga 6 bulan ke depan project ini dijalankan dengan kecepatan yang baik. Jangan sampai kecepatan ini jadi lambat dan kita akan tergerus dengan overhead kita sendiri. Baik itu proyek infrastruktur, proyek perumahan, proyek, pembangunan gedung-gedung. Karena industri kita luas bukan hanya baja ringan saja. Karena kita selama 3 bulan ini sudah sangat 'tertekan' khususnya dari segi costing," terang Nicolas lagi.