Sarang Burung Walet hingga Kerupuk Udang RI Laris Manis di China

Sarang Burung Walet hingga Kerupuk Udang RI Laris Manis di China

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 24 Jun 2020 11:00 WIB
sarang burung walet
Foto: istimewa/youtube
Jakarta -

Tidak sedikit produk makanan Indonesia yang ternyata laris di China. Di antara produk makanan tersebut ternyata yang paling menonjol adalah sarang burung walet dan kerupuk udang.

Duta Besar RI untuk RRC Djauhari Oratmangun mengatakan, produk-produk makanan itu turut memberikan andil yang cukup besar dari surplusnya perdagangan Indonesia dengan China di kuartal I-2020 sebesar US$ 1,3 miliar.

"Jadi begini ternyata kalau saya bedah lagi itu sektor-sektor yang menonjol itu dari produk-produk makanan yang menonjol secara signifikan. Jadi ada sarang burung walet, kemudian kerupuk udang dan produk-produk makanan lainnya. Produk makanan kita cukup laku di sana," ujarnya dalam wawancara Blak-blakan dengan detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain kedua produk itu, buah-buahan dan produk perikanan Indonesia juga cukup laris di China.

Menurut Djauhari, untuk sarang burung walet di China bisa begitu laris lantaran makanan tersebut dipercaya sebagai makanan para kaisar. Selain itu sarang burung walet juga dijuluki sebagai caviar dari timur lantaran harganya yang sangat mahal.

ADVERTISEMENT

"Kenapa mahal, menurut profesor-profesor yang melakukan riset itu memang mengandung kolagen. Khasiatnya kan untuk kesehatan kulit dan lain-lain, jadi penggemar burung walet itu 75% wanita dan dari situ lebih dari 75% itu wanita yang sedang hamil. Produk itu dipercaya dan sesuai penelitian juga itu akan meningkatkan daya tahan tubuh dan tingkat intelektualitas dari janin yang dikandung," terangnya.

Djauhari mengaku saat dia pertama kali bertugas di China hanya ada 4 eksportir sarang burung walet Indonesia yang memiliki izin. Sisanya banyak yang melakukan perdagangan secara ilegal.

Untuk saat ini jumlah eksportir legalnya semakin bertambah. Dia mencatat ada 21 eksportir sarang burung walet Indonesia yang berizin, lalu ada 3 eksportir yang dalam waktu dekat akan mendapatkan izin.

"Jadi lumayan sudah 24 eksportir sekarang. Jadi kita itu sudah kuasai pasar sarang burung walet China sekarang sudah 74%," tuturnya.

Untuk produk kerupuk udang ternyata ada orang Indonesia yang tinggal di China. Dia kemudian mengirim kerupuk udang dari Indonesia yang kemudian dijual di China.

Produknya bisa laris lantaran dijual melalui platform digital. Untuk mendorong penjualan, dia juga menggunakan jasa influencer. Hasilnya belasan miliar rupiah dia kantongi dalam waktu singkat.

"Dia jual pakai influencer dan di sana influencer muncul paling lama 6 menit. Nah waktu dia muncul 6 menit pertama itu terjual 5 kontainer. Kemudian beberapa hari kemudian dia muncul lagi pakai influencer yang sama telah terjual itu 6 kontainer nah. Kemudian percobaan yang ketiga itu 4 menit sudah 8 kontainer. Nah, total nilai rupiah dari yang dijual itu di atas Rp 12 miliar. Keunikan produk ini di packaging-nya," terangnya.




(das/zlf)

Hide Ads