IMF Sebut Resesi Global Bakal Lebih Buruk dari Krisis 1930

IMF Sebut Resesi Global Bakal Lebih Buruk dari Krisis 1930

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 25 Jun 2020 11:16 WIB
Bank Sentral: Singapura Hadapi Resesi Ekonomi Lebih Parah Dari Perkiraan Semula
IMF Sebut Resesi Global Bakal Lebih Buruk dari Krisis 1930
Jakarta -

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi global. IMF meramal ekonomi global akan terkontraksi hingga 4,9%, lebih buruk dari ramalan sebelumnya pada April yang minus 3%.

Diperkirakan, resesi ekonomi global tahun ini bakal lebih dalam dibandingkan prediksi IMF sebelumnya. Bahkan lebih buruk dari krisis the Great Depression 1930 an lalu.

"Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan aktivitas global yang belum pernah terjadi sebelumnya," tulis IMF dikutip dari CNN Business, Kamis (25/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandemi ini juga memukul pasar tenaga kerja global begitu parahnya, mengakibatkan aktivitas di luar rumah akan tetap tertekan dan ujung-ujungnya membuat belanja konsumen terus menurun secara signifikan. Sehingga, bakal tetap sulit ekonomi global pulih dalam waktu singkat meski pandemi ini berakhir.

"Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang lebih negatif terhadap aktivitas ekonomi pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan, dan pemulihan diproyeksikan lebih bertahap dari perkiraan sebelumnya," sambung IMF.

ADVERTISEMENT

Meskipun IMF meramal resisi ekonomi terjadi secara global, akan tetapi akan ada perbedaan substansial di masing-masing negara di dunia. China tengah memulai pemulihannya. Maka, ekonomi China diperkirakan masih tumbuh 1%, sementara India minus 4,5%.

Sedangkan AS diperkirakan bisa minus 8%, sementara untuk negara bagian yang menggunakan Euro bisa menyusut hingga 10,2%. Negara-negara Amerika Latin bakal mengalami kontraksi yang lebih dalam lagi. Brasil diperkirakan akan berkontraksi hingga minus 9,1% dan Meksiko hingga 10,5%.

IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan menjadi 5,4% dibandingkan proyeksi April lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi setiap negara akan berbeda-beda, tergantung pada dukungan stimulus masing-masing.




(fdl/fdl)

Hide Ads