Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan pihaknya bersama PT KAI telah memulai proyek KRL sejak tahun lalu. Diharapkan tahun ini Yogyakarta-Solo sudah dapat tersambung dengan KRL.
"Mungkin Yogyakarta sampai Klaten dulu pada Oktober 2020 nanti. Akhir tahun Yogyakarta-Solo," kata Zulfikri saat meninjau Stasiun Balapan Solo, Jumat (26/6/2020).
Menurutnya, penggantian moda transportasi ini dilakukan karena beberapa faktor. Antara lain karena masalah efisiensi.
"Yang jelas dengan KRL ini lebih efisien, karena Prameks kan KRD (diesel). Kemudian juga ramah lingkungan," ujar dia.
Selain itu, kapasitas KRL juga lebih banyak dibandingkan Prameks. Dalam satu rangkaian KRL terdapat 10 kereta yang berkapasitas lebih besar.
"Ini juga menjawab permintaan masyarakat. Karena Prameks itu selalu penuh, apalagi saat jam berangkat dan pulang kerja. Dengan KRL ini kapasitasnya lebih besar," ujar dia.
Terkait harga tiket, dia memperkirakan tak akan berbeda jauh dengan Prameks. Namun pihaknya masih harus berkoordinasi dengan PT KAI.
Sementara, KA yang saat ini beroperasi sebagai Prameks tetap akan difungsikan. Dia menyebut masih banyak rute yang membutuhkan tambahan kereta.
"Kebutuhan kereta kami masih banyak. Termasuk bandara juga masih butuh kereta," tutupnya.
(bai/dna)