Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk memasarkan produk ekonomi kreatifnya di pasar e-commerce. Nilainya mencapai Miliaran Dollar.
Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), Muhammad Neil el Himam menyampaikan potensi produk industri ekonomi kreatif buatan Indonesia dalam pasar e-commerce masih sangat besar. Neil pun mengungkapkan data nilai transaksi pasar e-commerce Indonesia sepanjang tahun 2019 yang jumlahnya mencapai Miliaran Dollar.
"Jadi tahun lalu, e-commerce di Indonesia nilai transaksinya mencapai 21 Miliar Dollar atau sekitar Rp 300 Triliun dan diharapkan 2025 mencapai 82 Miliar Dollar atau sekitar Rp 1.200 Triliun. Itu datanya dari Google Temasek," ungkap Neil di Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (30/6/2020).
Nah dari jumlah nilai transaksi yang 'wow' itu, Neil mengungkapkan produk buatan Indonesia tidak sampai 10%-nya dari angka tersebut. Bahkan ada yang menyebut jumlahnya maksimal sekitar 30%-nya saja.
"Namun sayangnya, dari data itu Kementerian Perindustrian pernah membuat semacam survey baru sekitar 10% saja yang produknya buatan Indonesia. Tapi ada juga yang mengatakan, seperti Bukalapak pernah melakukan survey juga, mereka yakin sekitar 30% produknya buatan Indonesia," imbuh Neil.
Dari hasil survei itu, berarti masih ada potensi bagi produk buatan tangan kreatif orang Indonesia yang masih bisa bersaing di pasar e-commerce.
"Nah menurut kami, ini menarik. Artinya masih ada minimal 70% lagi pangsa pasar yang harus diraih oleh produk-produk Indonesia," sambungnya.
Oleh karena itu, Baparekraf mendorong agar para UMKM memanfatkan dunia digital, tak hanya untuk memasarkan produknya tapi juga untuk mengembangkan usaha sekaligus melakukan sistematisasi sehingga bisnisnya makin maju lagi. Baparekraf sendiri akan menggelar Baparekraf Digital Entrepreneurship (BDE 2.0) yang akan memfasilitasi UMKM untuk menuju ke sana.
"Ada 62 juta UMKM di Indonesia, paling banyak usaha mikro sekitar 59 juta. Dari jumlah tersebut, baru 6 jutaan yang mengunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam usahanya, baru kurang lebih 10% dari total yang ada. Nah tahun ini, kemarin barusan dilaunching Gerakan Bangga Buatan Indonesia, dimana salah satu kinerjanya adalah menambah lagi jumlah UMKM jadi 10 juta di akhir tahun yang nantinya on board di dalam transformasi secara digital," terang Neil.
Klik halaman selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT