Harga Emas Dunia Nyaris Cetak Rekor Tertinggi Dalam 8 Tahun

Harga Emas Dunia Nyaris Cetak Rekor Tertinggi Dalam 8 Tahun

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 01 Jul 2020 08:15 WIB
A woman checks products in a gold and jewellery store in the central Anatolian city of Corum, Turkey, May 11, 2017. Picture taken May 11, 2017. REUTERS/Umit Bektas
Foto: REUTERS/Umit Bektas.
Jakarta -

Harga emas terus meroket ke level tertinggi dalam hampir 8 tahun terakhir. Meningkatnya kembali kekhawatiran akan gelombang kedua the new Coronavirus atau COVID-19 membuat investor ramai-ramai beralih ke safe haven, membuat harga logam mulia terus merangkak naik ke level tertinggi.

Pada perdagangan Selasa (30/6) kemarin, harga emas melonjak hingga 0,5% menjadi US$ 1,779.44 per ons. Harga emas sempat menyentuh titik tertingginya senilai US$ 1,785.46, tertinggi sejak Oktober 2012. Emas berjangka Amerika Serikat (AS) naik 1,1% menjadi US$ 1,800.5 per ons.

Komoditas emas memang sejak lama kerap dianggap sebagai pelindung nilai mata uang terhadap inflasi. Apalagi, sejak didorong oleh langkah-langkah stimulus dari pemerintah untuk menopang ekonomi yang hancur akibat pandemi COVID-19, membuat nilai mata uang terus merosot, namun tidak berlaku bagi emas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fundamental bullish yang mendasari pasar emas tetap dan termasuk COVID-19 yang masih mendorong permintaan safe-haven, stimulus bank sentral yang telah menetapkan rekor dan dapat menyebabkan inflasi di masa depan," kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff dikutip dari Reuters, Rabu (1/7/2020).

Gubernur Jenderal The Federal Reserve AS Jerome Powell pada hari Senin mengatakan prospek ekonomi terbesar dunia saat ini penuh ketidakpastian.

ADVERTISEMENT

"Imbal hasil terus bergerak lebih rendah itu menunjukkan bahwa tingkat riil mencetak posisi terendah yang menyebabkan kenaikan harga emas," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Komoditas logam lainnya juga mengalami kenaikan serupa. Platinum naik 1,5% menjadi US$ 817,83 per ons, tetapi tampaknya bakal mengalami penurunan bulanan pertama sejak tiga bulan terakhir dan sekaligus kenaikan kuartalan terbesar sejak September 2012.

Palladium juga merangkak naik 1,4% menjadi US$ 1,929.55 per ons. Meski naik, level tersebut ditetapkan sebagai penurunan empat bulan dan terburuk sejak September 2011.

Perak juga naik 1,5% menjadi US$ 18.13 dan berada di jalur terbaik sejak akhir 2010.




(zlf/zlf)

Hide Ads