Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan angka inflasi periode Juni 2020. Akibat pandemi COVID-19 ini inflasi diramal lebih rendah dibandingkan periode bulan sebelumnya.
Kepala ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan pada Juni 2020 inflasi diperkirakan turun menjadi 0,02% dari bulan sebelumnya 0,07%. Kemudian untuk inflasi tahunan per bulan Juni diperkirakan mencapai 1,80% year on year (yoy) dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,19% yoy.
Rendahnya inflasi pada bulan Juni didorong oleh potensi deflasi kelompok harga bergejolak terindikasi dari penurunan harga sebagian besar komoditas pangan seperti beras -0,42% month on month (mom), daging sapi -0,75% mom, bawang putih -18,2% mom, cabai merah -1,99% mom, cabai rawit -1,88% mom, minyak goreng -0,55% mom dan gula pasir -6,34% mom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara beberapa harga komoditas pangan yang cenderung naik antara lain daging ayam 14,74% mom dan telur ayam 4,11% mom. Tren penurunan sebagian harga komoditas pangan tersebut menunjukkan koordinasi pengendalian inflasi di tingkat nasional dan daerah cenderung baik di tengah pandemic COVID-19 ini," kata dia dalam keterangannya, Rabu (1/6/2020).
Baca juga: 10 Tanda Ekonomi RI Diproyeksi Menuju Minus |
Dia menjelaskan untuk inflasi inti juga diperkirakan masih cenderung rendah dengan laju pertumbuhan 2,35% yoy dari bulan sebelumnya dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,65% yoy, dipengaruhi oleh inflasi sisi permintaan yang cenderung rendah, serta penurunan harga emas perhiasan sepanjang bulan Juni sebesar -0,33% mom.
Inflasi sisi permintaan yang rendah tersebut juga dipengaruhi oleh lemahnya permintaan di tengah turunnya daya beli konsumen.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Video Sri Mulyani soal Inflasi RI Rendah: Tak Terkait dengan Daya Beli"
[Gambas:Video 20detik]