Inflasi Juni Diprediksi Rendah Gara-gara Daya Beli Loyo

Inflasi Juni Diprediksi Rendah Gara-gara Daya Beli Loyo

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 01 Jul 2020 10:43 WIB
Ilustrasi Uang Receh Konsumsi Rupiah Inflasi Belanja
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan mengumumkan angka inflasi periode Juni 2020. Akibat pandemi COVID-19 ini inflasi diramal lebih rendah dibandingkan periode bulan sebelumnya.

Kepala ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengungkapkan pada Juni 2020 inflasi diperkirakan turun menjadi 0,02% dari bulan sebelumnya 0,07%. Kemudian untuk inflasi tahunan per bulan Juni diperkirakan mencapai 1,80% year on year (yoy) dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,19% yoy.

Rendahnya inflasi pada bulan Juni didorong oleh potensi deflasi kelompok harga bergejolak terindikasi dari penurunan harga sebagian besar komoditas pangan seperti beras -0,42% month on month (mom), daging sapi -0,75% mom, bawang putih -18,2% mom, cabai merah -1,99% mom, cabai rawit -1,88% mom, minyak goreng -0,55% mom dan gula pasir -6,34% mom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara beberapa harga komoditas pangan yang cenderung naik antara lain daging ayam 14,74% mom dan telur ayam 4,11% mom. Tren penurunan sebagian harga komoditas pangan tersebut menunjukkan koordinasi pengendalian inflasi di tingkat nasional dan daerah cenderung baik di tengah pandemic COVID-19 ini," kata dia dalam keterangannya, Rabu (1/6/2020).

Dia menjelaskan untuk inflasi inti juga diperkirakan masih cenderung rendah dengan laju pertumbuhan 2,35% yoy dari bulan sebelumnya dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,65% yoy, dipengaruhi oleh inflasi sisi permintaan yang cenderung rendah, serta penurunan harga emas perhiasan sepanjang bulan Juni sebesar -0,33% mom.

ADVERTISEMENT

Inflasi sisi permintaan yang rendah tersebut juga dipengaruhi oleh lemahnya permintaan di tengah turunnya daya beli konsumen.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Kepala ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Ryan Kiryanto memperkirakan angka inflasi pada Juni akan semakin rendah dibanding pada bulan-bulan sebelumnya.

"Pada bulan Juni inflasi diperkirakan akan sebesar 1,79% yoy dan 0,93% ytd. Secara bulanan, inflasi diprediksi berkisar 0,02% mtm," ujar dia.

Komoditas bahan pangan seperti telur ayam dan daging ayam menjadi bahan pangan pendorong inflasi, di tengah penurunan harga yang dialami beberapa komoditas pangan lainnya. Beberapa komoditas pangan yang mengalami deflasi, antara lain beras, daging sapi, bawang putih, cabai merah, jeruk, emas perhiasan, tarif angkutan udara dan gula pasir.

"PSBB yang diperpanjang di berbagai daerah menyebabkan aktivitas masyarakat masih terbatas. Angkutan penerbangan, kereta api dan bus sudah mulai diijinkan beroperasi kembali, meskipun dengan jumlah penumpang yang terbatas," jelasnya.

Kemudian kegiatan rekreasi belum pulih, meskipun beberapa tempat rekreasi sudah mulai membuka operasionalnya. Dampak perekonomian akibat PSBB dalam beberapa bulan ini mulai terlihat.

"Kemampuan berbelanja masyarakat juga semakin terbatas karena mengalami penurunan penghasilan akibat ditutupnya tempat usaha, serta bertambahnya jumlah karyawan yang kehilangan pekerjaan," ujar dia.



Simak Video "Video Sri Mulyani soal Inflasi RI Rendah: Tak Terkait dengan Daya Beli"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads