Resesi menjadi hantu di tengah pandemi yang mengintai banyak negara. Indonesia pun tidak luput dari ancaman resesi.
Indonesia masuk jurang resesi tergantung capaian di kuartal III-2020 nanti. Jika pertumbuhan ekonomi di kuartal itu minus maka ekonomi RI dicap resesi. Sebab pada kuartal II-2020 ini pemerintah sudah yakin ekonomi minus.
"Kuartal II-2020 memang belum ada datanya, tapi kami yakin itu bisa negatif. Untuk angkanya kami perkirakan -3,8%. Nah apakah kuartal III-2020 masih akan berat atau tidak, itu pertanyaan kita saat ini," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu dalam acara CNN Indonesia 'Jurus Jokowi Lawan Hantu resesi' Jumat malam (3/7/2020).
Febrio melanjutkan hal itulah yang membuat pemerintah melakukan gas dan rem dalam menghadapi pandemi saat ini. Pemerintah fokus saat ini mendorong pemulihan roda ekonomi di kuartal III-2020. Itulah alasannya PSBB dilonggarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 17,6 Juta Orang di AS Terancam Kena PHK |
"Di sisi lain sektor usaha tidak boleh istirahat terlalu lama. Karena PSBB ini banyak toko-toko tutup, transportasi berhenti, pabrik mengurangi aktivitasnya. Nah sekarang aktivitas sudah meningkat, koreksinya melambat. Diharapkan memang terendahnya di Mei, sehingga Juni ada perbaikan. Harapannya Juli, Agustus September kita dorong program-program sektor usaha kita," terangnya.
Pemerintah sendiri di kuartal III-2020 akan fokus mendorong roda perekonomian. Caranya, setelah fokus menjaga daya beli melalui program perlindungan sosial, pemerintah fokus menyalurkan vitamin bagi dunia usaha.
"Contohnya pemerintah taruh Rp 30 triliun di perbankan dengan konsekuensi perbankannya harus leverage 3 kali. Mereka berjanji menciptakan kredit modal kerja Rp 90 triliun dalam 3 bulan ke depan. Kalau itu berhasil pemerintah bisa menambah lagi. Ini contoh bagaimana jurus-jurus ini sifatnya adaptif," tambahnya.
Namun Febrio menegaskan, bukan berarti jika pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 bisa positif maka kondisi Indonesia bisa normal kembali. Selama belum ada vaksin COVID-19 maka ekonomi Indonesia masih dihantui ketidakpastian.
Baca juga: Pengusaha Prediksi Ekonomi RI Bisa Minus 6% |
(das/fdl)