Soal Ekonomi di New Normal, Airlangga: Ada Cahaya di Ujung

Soal Ekonomi di New Normal, Airlangga: Ada Cahaya di Ujung

Anisa Indraini - detikFinance
Sabtu, 04 Jul 2020 09:43 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/Foto: Syailendra Hafiz Wiratama
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut adanya new normal memberi harapan baru buat ekonomi Indonesia. Dia optimistis ekonomi Indonesia bakal cepat pulih dan bisa berada di jalur positif pada tahun depan.

"Kalau kita lihat berbagai survei atau proyeksi di berbagai lembaga untuk di tahun depan Indonesia rata-rata sudah di jalur positif dan tentu kita berharap jalur positif dari berbagai lembaga mulai dari IMF, World Bank dan juga berbagai perusahaan investasi kita berharap di 2021 kita sudah masuk jalur positif," kata Airlangga dalam webinar, Jumat (3/7/2020) malam.

"Jadi sektor yang awalnya turunnya dalam itu sudah mulai ada kenaikan, sehingga ini yang mendorong bahwa kita melihat ada cahaya di ujung, there is a light at the end of the tunnel," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikarenakan adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 diprediksi minus 3%. Namun pemerintah mendorong agar pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV-2020 meningkat.

"Kuncinya adalah di kuartal III nanti, kalau kuartal II diperkirakan sudah akan masuk ke zona minus, minus 3% misalnya. Tapi di kuartal III dan IV diharapkan meningkat," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Airlangga membeberkan pasar keuangan di Juni 2020 perlahan bergerak naik. Dia mengatakan, dari segi kinerja pasar uang dan saham relatif mengalami penguatan atau masuk di zona Rp 14.400 dan IHSG hampir menyentuh 5.000. Peningkatan itu artinya sektor keuangan dan saham mendapatkan outlook positif dari pelaku pasar.

Di samping itu, capital outflow juga perlahan mulai menurun. Sementara, dana asing yang masuk atau capital inflow kembali mengalir masuk ke Indonesia baik dalam bentuk obligasi maupun bentuk saham.

"Dan pemerintah kemarin mengeluarkan Sukuk maupun green bond yang dua-duanya disambut positif seluruhnya," ucapnya.

Tak sampai di situ, indeks manufaktur Indonesia atau PMI juga sudah dalam posisi baik di 39,1. Meskipun angka tersebut dianggap masih pada level kontraksi atau kurang dari 50.

"Kalau kita lihat dari PMI kita sudah ada lompatan dengan normal yang kemarin sudah turun ke level 28 sekarang sudah naik ke 39 walaupun belum level di atas 50," imbuhnya.

Hal ini membuat Indonesia mendapat apresiasi dari negara lain. Indonesia dinilai bisa keluar dari krisis lebih dulu dibanding negara lain.

"Tadi saya berbicara dengan Duta Besar Inggris mengatakan bahwa mengapresiasi Indonesia cukup cepat mengambil langkah-langkah dan berbagai negara melihat langkah yang dilakukan Indonesia cukup positif sehingga sampai kuartal I-2020 hanya ada 3 negara yang berada di jalur positif yaitu Indonesia, India dan China. Oleh karena itu Indonesia dianggap akan keluar dari krisis ini lebih dulu," tandasnya.



Simak Video "Tantangan dan Peluang Industri Tembakau dalam Kebijakan Baru"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads