Sejak dirilisnya video pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020, isu reshuffle semakin liar. Jokowi dalam video memang jelas melontarkan ancaman reshuffle lantaran tidak puas dengan kinerja para menterinya.
Isu reshuffle semakin panas seiring banyaknya beredar daftar nama menteri baru. Nama-nama dalam daftar tersebut cukup menarik perhatian.
detikcom sempat melakukan konfirmasi kepada beberapa pihak Istana, di antaranya juru bicara Presiden Fadjroel Rachman, Tenaga Ahli Utama Kantor Sekretariat Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, dan Tenaga Ahli Utama KSP Donny Gahral Adian. Ketiganya hingga saat ini belum memberikan respons soal nama menteri hasil reshuffle ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, simak dulu 3 fakta terkini mengenai isu reshuffle ini:
1. Ada Nama Ahok dan AHY
Berdasarkan daftar nama yang beredar, kursi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian masih diisi oleh Airlangga Hartarto, lalu kursi Menteri Keuangan masih diisi Sri Mulyani Indrawati.
Sementara Erick Thohir berdasarkan daftar nama itu digeser ke Menteri Perdagangan. Sedangkan nama Agus Suparmanto tidak ada dalam daftar tersebut.
Sedangkan posisi Menteri BUMN kabarnya diisi oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kemudian Menteri Pertanian diisi oleh nama Rachmat Gobel dan Syahrul Yasin Limpo pun tak ada dalam daftar nama tersebut.
Menariknya lagi dalam daftar tersebut ada nama Agus Harimurti Yudhoyono yang menduduki kursi Menteri Koperasi dan UKM. Sementara sisanya masih sama.
2. Siapa Pantas Diganti?
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai hampir semua kementerian di sektor ekonomi patut dirombak, kecuali Kementerian Keuangan.
"Hampir semua. Kemarahan Pak Jokowi adalah cerminan kemarahan kita semua, dan itu tidak hanya pada satu kementerian, hampir semua. Kecuali Kemenkeu yang saya tahu persis Bu SMI (Sri Mulyani Indrawati) dan jajarannya kerja keras luar biasa menangani COVID-19," katanya.
Menurutnya, dalam kondisi pandemi dan dibayangi resesi memang sosok menteri yang berani mengambil tindakan diperlukan perombakan. Oleh karena itu Piter menilai reshuffle dibutuhkan saat ini.
Pengamat ekonomi Institute Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira juga menilai hal yang sama. Seluruh menteri di sektor ekonomi layak untuk di-reshuffle terutama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku ketuanya.
"Kerja Menko masih standar karena belum mampu membuat birokrasi kementerian teknis di bawahnya kerja ekstra. Perlu sosok yang tegas agar eksekusi stimulus dipercepat," katanya.
3. Respons Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi salah satu nama dalam isu liar yang menyebutkan bakal ada reshuffle dalam kabinet Indonesia Maju. Isu reshuffle sendiri mengemuka setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melontarkan pernyataan reshuffle dalam rapat terbatas di Istana beberapa waktu lalu.
Saat ditanyakan mengenai hal tersebut, Erick merespons-nya santai dengan tersenyum sambil menaikkan alis matanya sebanyak tiga kali. Namun tidak ada satu patah kata pun keluar dari mulutnya yang tertutup masker medis tersebut.
(eds/ara)