Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bahlil Lahadalia bercerita soal perjalanan hidupnya dari tidak punya apa-apa sampai jadi pengusaha sukses.
"Waktu memutuskan untuk jadi pengusaha, banyak orang yang pesimis melihat saya dan mencemooh saya. Ketika dianggap sepele seperti ini jangan down, tidak boleh," ujar Bahlil dalam acara d'Preuner di Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Minggu (14/6/2015).
Ia meminta cemoohan dan ejekan dari orang lain ini tidak dianggap enteng. Pasalnya sindiran ini bisa diubah menjadi hal yang positif.
"Jangan pernah menganggap sebelah mata, karena ini bisa menjadi modal yang paling besar. Semakin dilecehkan dan diganggu oleh orang lain, saya makin termotivasi untuk bangkit," ujarnya.
"Nah ketika perusahaan saya akhirnya bangkit, saya rekrut itu orang-orang yang pernah melecehkan saya untuk kerja bareng di perusahaan saya," tambahnya.
Pria yang pernah jadi sopir angkot ini juga meminta jangan pernah menyalahkan orang lain yang sudah melecehkan kita, karena sebenarnya orang lain tidak tahu pada masalah yang kita hadapi.
"Biarkan saya selesaikan masalah sendiri. Masalah ini akan selesai seiring waktu berproses secara alami. Memang pada masa proses ini selalu ada cemoohan," ucapnya.
Saat ini Bahlil berbisnis di bidang pertambangan, perkebunan, properti, dan infrastruktur yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Dulu waktu bikin perusahaan, karyawan saya 700-800. Sekarang ini mungkin lebih dari 1.000-an," sebutnya.
(ang/wij)











































