Owner Holycow Steakhouse by Chef Afit, Lucy Wiryono berbagai kisahnya bagaimana memperkenalkan merek dagangnya, Holycow, sebelum ia membuka gerai perdananya di 2010. Sejak tahun 2009, dirinya sudah rajin memperkenalkan salah satu produk yang akan ia jual kepada masyarakat lewat Twitter.
Hal ini dilakukan agar di saat gerai Holycow sudah dibuka, masyarakat tidak lagi ragu membeli produk yang dijual di Holycow.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita 2009 di twitter jelaskan wagyu apa, jenis makanan apa, bedanya apa sama daging sapi biasa. Simply kita harus menjelaskan kepada konsumen yang dijual apa dan seperti apa," lanjutnya.
Untuk menangani promosi usaha khususnya di sosial media dibutuhkan satu orang khusus yang fokus memperkenalkan berbagai varian produk. Sehingga promosi yang dijalankan dapat berjalan terus-menerus tanpa adanya hambatan dari pekerjaan lain yang dijalankan.
"Promosi harus konsisten, nggak boleh setengah-setengah. Kalau bisa ada orang berdedikasi untuk itu. Jadi kita dari awal berhubung Afit masak di dapur dan operasional, Afit bilang kamu aja yang pegang promosi," ujar Lucy.
![]() |
Dirinya menambahkan bahwa promosi usaha lewat sosial media merupakan sarana yang paling murah. Namun, lewat sosial media juga target promosi tidak bisa dipilih secara nyata karena tersebar secara cepat dan ke banyak kelompok orang.
"Sosial media sekarang orang banyak buka bisnis promosi lewat sosial media karena murah, gampang, dan ramai. Sosial media bukan hanya konsistensi, begitu berani buka diri kita di sosial media seperti keran, air keluar terus nggak bisa dipilih ada air kotor, air bersih itu rezeki-rezekian saja," kata Lucy.
Selain itu, lewat sosial media juga dapat digunakan sebagai sarana berinteraksi dengan konsumen.
"Membuka sosial media nggak bisa hanya sekadar dagang lalu omzet gede kelar. Setiap hari ada saja konsumen salah pun kita 'mohon maaf, ada yang bisa kita bantu?'," jelas Lucy. (dna/dna)