![]() |
Memiliki darah seorang seniman dari sang ayah, wanita yang telah memiliki tiga orang anak ini telah menjalani bisnis yang digelutinya sebagai pengrajin kuningan lebih dari 20 tahun. Dengan penuh percaya diri, Mimik lebih memilih untuk menjadi pengrajin ketimbang bekerja yang lain.
"Itu karena dulu ayah saya seniman, saya diajarkan semuanya oleh beliau. Maka dari itu, saya lebih memilih melanjutkan apa yang telah orang tua saya mulai, yaitu jadi seniman atau pengrajin," ungkap Mimik saat berbincang dengan detikFinance, di acara Trade Expo Indonesian (TEI), di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lima orang itu kemudian saya ajarkan, bagaimana cara supaya bisa membuat berbagai macam barang dengan kuningan. Tidak mudah memang, tapi saya terus latih mereka," jelas Mimik.
![]() |
Keputusan Mimik untuk berwirausaha diikuti ketekunan, menghasilkan buah manis saat ini. Usahanya terus berkembang. Jika dulu Mimik hanya memiliki lima orang pegawai, kini wanita berusia 42 tahun itu telah memiliki lebih dari 60 pegawai yang ia pekerjakan. Hal itu tidak terlepas dari keberhasilan Mimik menjalankan usahanya.
Mimik bercerita, pertama kali dirinya mendapatkan pelanggan, Mimik diminta untuk membuat patung yang cukup besar. "Dulu pertama kali saya disuruh bikin patung, dan bikinnya itu di Magelang," kata Mimik.
![]() |
Perlahan namun pasti, usaha Mimik pun semakin dikenal. Berawal dari mulut ke mulut, Mimik kini memanfaatkan berbagai peluang yang untuk memasarkan produknya. Mulai dari menggelar pameran, hingga merambah ke media sosial.
Puncaknya, wanita berlogat Jawa itu mendapatkan pesanan dari Malaysia. Mimik diminta untuk membuat patung oleh pemerintah Malaysia, untuk ditempatkan di daerah Sarawak. "Dari pesanan itu saya mendapatkan bayaran sampai Rp 1,2 miliar rupiah," katanya sambil tersenyum.
Selain ke Malaysia, produk miliknya yang bernama "Nuansa Copper, Brass, Aluminium Art & Craft" ini juga di ekspor ke beberapa negara lainnya, seperti Singapura, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Menurut Mimik, produknya buatannya yang paling diminati di luar negeri adalah toilet serta patung. Sedangkan untuk yang dalam negeri, lampu dan topi.
![]() |
Dalam setiap bulannya, rata-rata Mimik mendapatkan pemasukan Rp 200 juta rupiah. Angka itu juga telah bersih ia terima dari menggaji 60 orang pegawainya serta untuk biaya produksi.
Mimik mengaku, kalau dirinya akan terus mengembangkan usahanya itu. Dirinya berharap agar seni yang ia ciptakan dapat digunakan di seluruh dunia. "Saya juga mengajarkan apa yang saya punya ke anak-anak saya, supaya nanti mereka bisa terus melanjutkan dan mengembangkan usaha ini," pungkas Mimik. (dna/dna)