Luna menjelaskan, modal Rp 50 juta digunakan untuk biaya operasional dan memproduksi beberapa jenis desain pakaian.
"Awalnya nggak terlalu gede, sekitar Rp 50 juta. Tapi kemudian ada penambahan karena ada biaya kantor dan lain-lain," ujarnya dalam acara d'Preneur di Ice Palace Lotte Shopping Avenue, Ciputra World, Jakarta, Selasa (25/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi waktu itu ada kesalahan terlalu agresif," terang Luna.
Dengan aktivitas promosi di media sosial yang cukup gencar, produk yang ditawarkan cukup laris di pasaran. Luna semakin agresif dan langsung memproduksi menjadi 8.000 pcs.
"Akhirnya banyak stok yang tersisa. Nah itu mikirin lagi gimana cara menjualnya. Itu memang kuliah lagi. Padahal enam bulan pertama itu sudah nggak inject lagi," ungkapnya.
Akhirnya Luna belajar dari kesalahan. Ia kemudian menata dengan lebih baik mulai dari sisi desain, produksi, pemasaran hingga penjualan serta catatan keuangan perusahaan. Omzetnya sekarang bisa mencapai Rp 300 juta per bulan.
"Omzet sekarang Rp 300 juta per bulan, baru segitu. Itu nggak seberapa kalau Rp 3 miliar baru tepuk tangan," kata Luna sembari bercanda. (mkl/drk)