Masyarakat India yang datang ke pameran tampak cukup banyak tertarik. Mulai dari hanya sekedar berhenti, bertanya bahkan langsung membeli produk.
![]() Meda's Living |
Salah satu produk yang laris adalah Meda's Living milik Iwan Gunawan. Iwan yang baru pertama kali ke India ini tampak sibuk melayani para pengunjung.
Apalagi setelah ada yang berminat terhadap satu set kursi bergaya Asia. Nilainya adalah 30.000 rupee atau setara dengan sekitar Rp 6.000.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan membawa cukup banyak produk dari Indonesia, dengan volume sekitar 7 cbm. Mulai dari kursi, meja, akar kayu dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Modelnya pun beragam, dari gaya Asia hingga Eropa.
![]() Meda's Living |
Harga yang ditawarkan juga tidak terlalu mahal. Patokannya adalah harga jual normal di Indonesia ditambah dengan ongkos transportasi ke Mumbai.
"Kita nggak tahu pasarnya seperti apa, jadi saya bawa european style, tapi ada Asia juga. Biar kita tahu nanti orang India sukanya seperti apa," terangnya.
India akan menjadi fokus bagi Iwan ke depannya. Hal ini meningkatkan kondisi ekonomi Eropa yang masih belum bisa tumbuh tinggi dan China yang terus menunjukkan perlambatan. Sedangkan banyak negara lain ikut terseret perlambatan ekonomi global.
"Saya mau tetap kejar India. Lewat pameran ini saya bisa sekaligus untuk membuka pasar," tegas Iwan.
Iwan lebih menginginkan kerja sama jangka panjang dengan pengusaha di India. Walaupun tetap membuka kesempatan penjualan dalam bentuk satuan. Untuk itu komunikasi dengan banyak pihak yang hadir sangat membantu.
"Saya juga mau incar pameran besar di India, khusus furnitur. Makanya ikut kesempatan sekarang," kata Iwan.
Iwan telah menjalankan usaha sejak 2000. Banyak perjalanan yang harus dilewati hingga harus jatuh bangun untuk sampai kepada posisi sekarang. Saat ekonomi tengah melambat, Ia tetap berupaya mencari antisipasi.
![]() Meda's Living |
Termasuk untuk mengikuti pameran. Ada beberapa pameran, menurut Iwan yang memang tidak cocok untuk produk yang akan dibawa. Bukan karena pamerannya, melainkan pasar yang dituju.
"Kalau pameran general, kan ada yang tepat buat mebel tapi nggak buat tas. Kita harus selektif juga," pungkas Iwan. (mkl/hns)