Guru Ngaji Ini Jualan Manisan Carica Beromzet Rp 30 Juta/Bulan

Guru Ngaji Ini Jualan Manisan Carica Beromzet Rp 30 Juta/Bulan

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 14 Feb 2017 08:39 WIB
Foto: Dok. Mudhofi
Jakarta - Di Dataran Tinggi Dieng, buah carica bisa menjadi bisnis menjanjikan. Buah yang mirip dengan pepaya ini diolah menjadi makanan ringan untuk oleh-oleh para pelancong.

Peluang ini tak disia-siakan, Mudhofi, seorang guru ngaji Pesantren Alfattah, Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Mudhofi mengolah buah carica menjadi manisan.

Dalam menjalankan bisnis manisan ini, Mudhofi tak sendiri. Dia bersama sejumlah pengurus pesantren dan petani sekitar membentuk koperasi yang memproduksi berbagai manisan dari olahan buah carica.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbekal modal awal Rp 10 juta, manisan carica racikan Mudhofi dipasarkan dengan label Al-Fath.

Guru Ngaji Ini Jualan Manisan Carica Beromzet Rp 30 Juta/BulanFoto: Dok. Mudhofi


"Saya buat koperasi, anggotanya yayasan pesantren Al-Fattah dan petani membuat koperasi tahun 2008. Bikin lahan manisan untuk dikirim ke berbagai kota," kata Mudhofi kepada detikFinance, Senin (13/2/2017).

Pesanan datang dari beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Namun, dalam menjalankan bisnis tak selamanya lancar. Bisnis manisan carica Al-Fath sempat mandek lantaran seretnya arus kas dari agen penjual.

"Tahun 2014 berhenti karena agen banyak yang enggak bayar. Akhirnya tahun 2014 saya teruskan lagi. Alhamdulillah usaha semakin besar, sekarang sehari bisa produksi rata-rata habis 60 kilogram (kg) buah carica. Dibuat manisan banyak rasa," ungkap Mudhofi.

Dari pengalaman magang dalam pelatihan UMKM di Jakarta, Mudhofi mengkreasi manisan carica dalam berbagai rasa seperti lemon, terong belanda, dan original.

Guru Ngaji Ini Jualan Manisan Carica Beromzet Rp 30 Juta/BulanFoto: Dok. Mudhofi


Manisan carica tersebut dijual seharga Rp 20.000 untuk isi 6 cup, dan Rp 35.000 untuk isi 12 cup. Masing-masing cup berisi 115 gram buah carica. Sementara untuk proses produksinya dilakukan oleh 20 orang yang terdiri dari para santri pondok pesantren.

"Omzet masih kecil, sebulan sekitar Rp 30 juta. Uangnya untuk yayasan pesantren, karena selama ini kan pemasukan yayasan mengandalkan jualan warung, jadi ada cairca ini bisa jadi tambahan pemasukan," kata Mudhofi yang juga dipercaya jadi Ketua Koperasi Al Fath ini.

"Alhamdulillah sekarang sudah banyak pesanan. Ini saja ada kalau ke Semarang sekali kirim 300 dus. Kita juga sudah mulai jual online, tapi belum efektif, jadi masih mengandalkan agen," pungkasnya.

Jika berminat dengan manisan carica Al-Fath silakan hubungi Mudhofi di nomor 085291359911. Alamat: JL. Dieng Km 24, Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo-Jateng. (hns/wdl)

Hide Ads