'Sulap' Limbah Kayu Jadi Boneka, Pria Ini Raup Omzet Rp 3 Juta/Hari

'Sulap' Limbah Kayu Jadi Boneka, Pria Ini Raup Omzet Rp 3 Juta/Hari

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 10 Mar 2017 16:09 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Jakarta - Kreasi Vildea, begitu merek produk UMKM yang tampak pada salah satu sudut arena pameran Telkom Craft Indonesia di JCC Senayan hari ini, Jumat (10/3/2017). Penampakannya yang warna-warni dan unik langsung bisa menyita perhatian ketika memasuki salah satu pintu masuk pameran.

Adalah seorang Ceppy Setiawan (62) yang menggagas usaha ini. Kayu bekas peti kemas yang berciri putih bersih dengan guratan serat kayu halus dibubut menjadi sebuah boneka kayu yang memakai pakaian khas Jepang, Kimono.

Usaha ini dimulainya sejak tahun 1994, saat iseng membuat olahan dari limbah kayu peti kemas menjadi boneka, produk racikan Ceppy dipamerkan dalam acara Asosiasi Himpunan Masyarakat Pengrajin Indonesia di Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Limbah kayu diolan jadi aneka boneka JepangLimbah kayu diolan jadi aneka boneka Jepang Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance

"Karena saya orangnya enggak bisa diam dan kebetulan cinta lingkungan, jadi berpikir, limbah kayu mau diapain ya. Harus jadi barang yang berguna. Jadilah boneka ini," kata dia saat ditemui di pameran Telkom Craft Indonesia.

Usaha ini terus tumbuh dan hanya dalam waktu dua tahun saja, produk boneka kayu Jepang yang dihasilkannya berhasil menarik pasar luar negeri. Tiga negara sekaligus menjemput produk yang dijualnya pada tahun 1996.

"Tahun 96-97 ini sudah ekspor. Tapi buyer yang jemput langsung ke sini. Itu ada, Singapura, Kanada, dan Australia. Semua ini awalnya karena dari asosiasi tadi," tutur Ceppy.

Namun sekarang, ekspor hanya ke Australia dan Kanada. Sedangkan Singapura Tak lagi karena ada pesaing dengan jenis produk sama.

Bisnis Ceppy masuk UMKM mitra binaan PT Telkom. Hingga saat ini, Ceppy mengaku telah memproduksi ribuan model boneka kayu Jepang. Mulai dari bentuk gantungan kunci, hiasan, hingga boneka kayu dengan teknik kesulitan ukir yang rumit.

Limbah kayu diolah jadi aneka boneka JepangLimbah kayu diolah jadi aneka boneka Jepang Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance

Dalam sehari, rata-rata dia bisa memproduksi hingga 40 pcs boneka kayu, atau tergantung jumlah pesanan. Harga boneka kayu yang dijualnya mulai dari Ro 15 ribu (gantungan kunci) hingga Rp 475 ribu.

Omzet per hari rata-rata Rp 2 juta -Rp 3 juta, bahkan pernah mencapai Rp 7 juta sehari.

Ceppy mengaku dengan adanya program pembinaan UMKM seperti ini membuat dirinya sebagai pensiunan pegawai swasta bisa tetap produktif. Bahkan menurutnya, kendala akses modal ke perbankan kini tak lagi sulit karena berjalan lancarnya usaha yang telah dijalankannya seiring dari adanya pembinaan kualitas yang dilakukan. (hns/hns)

Hide Ads