Maklum, di era digital dan sosial media ini, anak muda milenial tidak datang ke tempat makan untuk sekadar bersantap, tapi juga bersosialisasi dengan komunitasnya. Salah satu aktivitas yang menjadi ritual wajib adalah berswafoto untuk diunggah di media sosial.
![]() |
Mendukung aktivitas swafoto itu, sebuah tempat makan dituntut punya desain dan dekorasi yang unik lagi menarik agar bisa menjadi latar belakang foto yang cantik. Dalam bahasa anak muda milenial disebut dengan istilah, 'instagramable'.
Untuk menghadirkan tampilan gerai yang unik, memanfaatkan kontainer bekas yang disulap menjadi food kontainer, bisa menjadi pilihan. Contohnya seperti yang kerap dipakai oleh bisnis martabak kekinian.
![]() |
Seperti halnya food truck, food kontainer juga memanfaatkan media lain sebagai pengganti bangunan usaha. Selain harganya yang relatif murah, desain food kontainer juga dinilai kekinian sehingga memancing minat masyarakat untuk berkunjung.
Berapa biaya menyulap kontainer menjadi outlet martabak yang unik?
Salah satu pemilik martabak kombinasi, Markobar, Arif Setyo Budi menjelaskan, untuk mendirikan kontainer sebagai tempat usaha, setidaknya calon pengusaha hanya perlu mengeluarkan kocek Rp 45-50 juta untuk biaya memodifikasi kontainer.
![]() |
Hanya tinggal mendatangi perusahaan yang mengelola modifikasi kontainer di sekitar Tanjung Priok, Jakarta Utara. Food kontainer yang selesai dirombak, akan dilengakapi dengan pendingin udara (AC) dan peralatan seperti meja dan kursi.
"Kontainer dan dalamannya itu sekitar Rp 45-50 juta. Itu sudah AC peralatan meja. Sudah jadi, siap pasang tinggal cat," terangnya saat dihubungi, Jumat (14/7/2017).
Menurutnya, kontainer memang sengaja dipilih sebagian pengusaha sebagai solusi terhadap mahalnya harga sewa bangunan, terlebih di Jakarta.
"Ke lokasi-lokasi yang biaya sewanya mahal. Kalau kontainer kita hanya sewa lokasi, lahannya saja. Itu sewa per tahun," pungkasnya.
![]() |
Bagaimana bila 'paket lengkap' dengan modal awal memulai usaha?
Arif mengatakan, calon pengusaha bakal menambah sejumlah pengeluaran sekitar Rp 50 juta yang terdiri dari gaji karyawan hingga biaya peralatan masak dan biaya lain-lain.
Bila ditambah dengan biaya modifikasi kontainer, maka memulai bisnis ini ditaksir membutuhkan biaya awal sekitar Rp 100 juta.
"Alat masak Rp 10 juta. Sewa Rp 30 juta (1 tahun). Bahan-bahan dan lain-lain gaji karyawan Rp 100 juta. Rp 100 juta sudah bisa jalan," tandasnya.
![]() |
Terpisah, Store Manager Martabak Gokil Sarinah, Agus Sulaiman mengungkapkan, metode memanfaatkan kontainer bekas yang disulap menjadi gerai untuk berjualan martabak tergolong ampuh menarik minat masyarakat untuk berkunjung.
Agus mengatakan gerainya paling ramai didatangi pembeli saat akhir pekan. Bahkan di jam-jam tertentu pelanggan yang datang harus menunggu untuk mendapatkan kursi.
"Mungkin buat konsep agak beda. Kalau martabak kan biasanya di mobil atau gerobak," tandas Agus. (dna/ang)