Meraup Rupiah dari Jualan Lampu Air Laut, Berapa Omzetnya?

Meraup Rupiah dari Jualan Lampu Air Laut, Berapa Omzetnya?

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 30 Okt 2018 12:58 WIB
Foto: Dok. PT Hafi Energi Indonesia
Jakarta - Dengan semangat memajukan energi baru terbarukan (EBT), Muhamad Reza Syahputra mampu mengembangkan bisnis dengan produk lampu air garam. Produknya bisa menjadi solusi untuk penerangan yang ramah lingkungan.

Melalui bendera PT Hafi Energi Indonesia, Reza mematenkan produk lampu air garamnya. Perusahaannya menjadi pemegang hak paten industri dan teknologi produk yang memiliki kandungan produk lokal sekitar 80% itu.

"Ini lampu yang hanya menggunakan air garam atau air laut. Sehingga tidak mengandung bahan-bahan berbahaya, tidak menggunakan baterai, bensin dan lainnya," ujarnya kepada detikFinance, Selasa (30/10/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara kerja dari lampunya cukup mudah, cukup mencampurkan air dengan 2 sendok garam di masukan melalui lubang yang tersedia. Lampu setara 25 watt itu pun bisa menyala hingga 12 jam non stop. Sementara jika menggunakan magnesium metal rod lampunya bisa bertahan hingga 120 jam.

"Desain yang kami gunakan seperti petromak, tapi kami buat desainnya lebih modern," tambahnya.


Penemu dari lampu air garam itu adalah ayahnya bersama tim. Setelah melalui riset, akhirnya Reza yang juga merupakan anggota HIPMI Jaya meneruskan penemuan ayahnya itu dengan mencoba untuk diproduksi secara masal yang baru dimulai satu tahun yang lalu.

Dengan modal yang tidak sedikit, Reza mendirikan pabrik rumahan di Bojong Kulur, Bogor. Pabriknya itu bisa memproduksi hingga 15 ribu lampu air garam.

Hingga saat ini pembelinya masih dari instansi yang kebanyakan merupakan instansi pemerintahan. Produknya memang cocok untuk menjadi bahan kegiatan sosial untuk dibagikan ke masyarakat-masyarakat daerah terpencil yang masih kesulitan listrik.

Mengintip Terangnya Bisnis Lampu Air GaramFoto: Dok. PT Hafi Energi Indonesia

Meski begitu jumlah pemesanannya tidak sedikit. Satu instansi pemerintahan bisa memesan hingga 2.000 lampu. Kendati masih merahasiakan harga produknya karena masih produksi sesuai pesanan, namun dia mengungkapkan per satu pesanan bisa mencapai miliaran rupiah.

Produknya juga sudah sempat diekspor. Pertama kali ekspor untuk kegiatan sosial di Rohingya, Myanmar sebanyak 200 buah. Dia juga sempat mengirimkan produknya untuk korban bencana di Palu melalui HIPMI Jaya Peduli.


Namun saat ini dia mulai mendapatkan pesanan dari beberapa negara seperti Libia, Nigeria, Chili, dan Papua Nugini. Produknya dianggap cocok untuk negara-negara yang juga masih kesulitan listrik.

Ke depan pihaknya akan membuat produk lampu air garam yang lebih murah. Produk itu rencananya akan dijual secara ritel.

Sayangnya Reza masih merahasiakan omzetnya. Namun bisnisnya itu tentu bisa menjadi inspirasi bahwa penemuan apapun bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.




Tonton juga 'Manisnya Bisnis Minuman Cokelat Beromset Puluhan Juta':

[Gambas:Video 20detik]

(das/ara)

Hide Ads