Hobi Traveling, Pemuda Bandung Ini Sukses Berbisnis Alat Outdoor

Hobi Traveling, Pemuda Bandung Ini Sukses Berbisnis Alat Outdoor

Yakob Arfin - detikFinance
Rabu, 16 Okt 2019 10:58 WIB
Foto: dok Instagram Uttara Indonesia
Jakarta - Untuk memulai sebuah bisnis rupanya tak selalu identik dengan modal besar. Bahkan dengan modal nol rupiah pun, keinginan untuk menjadi pebisnis tak mustahil diwujudkan.

Hal ini dialami oleh Founder Uttara, Kris Samuel (29), produsen perlengkapan outdoor yang memulai bisnisnya dengan memproduksi sebuah tempat tidur gantung (hammock). Alumni Universitas Maranatha Bandung ini berpendapat, mencari peluang bisnis dapat dimulai dari hal yang dekat dengan diri sendiri.

Kepada detikcom Kris mengatakan hal terdekat dalam hidupnya adalah hobi dan passion-nya melakukan kegiatan outdoor. Berawal dari hobi inilah Kris Samuel kini sukses melenggangkan bisnisnya dengan omzet rata-rata Rp 70 juta per bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kebetulan hobi dan passion saya di kegiatan outdoor, di mana saya punya pengalaman dan ide-ide produk yang berasal dari permasalahan yang saya hadapi di lapangan. Selain itu saya juga punya pasar kecil yang berasal dari pelanggan open trip," kata Kris kepada detikcom, Rabu (16/10/2019).

Salah satu permasalahan di lapangan yang kerap ditemui oleh Kris adalah membludaknya peserta tur yang ia pimpin. Sebelum bisnis ini dimulai, Kris Samuel memang aktif sebagai tour leader, bahkan pernah punya provider open trip. Ketika jumlah peserta trip cukup banyak, sebagai tour leader ia tak kebagian tempat istirahat di dalam ruangan.

"Waktu itu saya terpikir dari pada mendirikan tenda di pantai seperti biasa, kayanya lebih asik kalau saya tidur di tempat tidur gantung, di antara dua pohon kelapa, dibuai oleh angin pantai dan dibangunkan oleh matahari pagi," ungkapnya.

Berangkat dari pengalaman tersebut, Kris kemudian membuat tempat tidur gantung untuk antisipasi pengalaman sebelumnya. Dan di luar dugaan, peserta trip justru antusias dengan hammock yang ia bawa dan bertanya bertubi-tubi.

"Bikin di mana, beli di mana? Dan saya jawab bikin di saya saja. Ini cikal bakalnya Uttara," kata Kris sembari mengenang masa-masa itu.

Soal modal, Kris mengungkapkan modalnya Rp 0 karena hammock yang ia buat merupakan prototype untuk dirinya sendiri, dengan penjualan pertama memakai sistem pre order (PO) saja.

"Teman pada pesan, saya mulai bikinin. Berkembang dari situ sih uangnya diputar-putar saja," tukasnya.

Bermula dari produksi yang sesuai PO secara per orang dan akhirnya mendapat PO dari toko pertama, barulah Kris memulai stok produk outdornya. Kini tak hanya hammock, produk outdoor lain seperti tenda anti air untuk menutup hammock, stand hammock, tas ransel, tas lipat, sling bag (tas selempang), jaket, hingga kursi dan sofa angin pun memperkaya koleksi produk-produk Uttara.

Meski tanpa modal, bukan berarti melakoni bisnis ini mulus tanpa kendala. Kris mengaku bahwa tantangan dalam menjalankan bisnis produk outdoor terletak pada life cycle produk itu sendiri.

"Tantangan paling berat dari berjualan perlengkapan outdoor adalah life cycle produknya yang panjang, sehingga satu orang cukup beli satu hammock untuk seumur hidupnya. Jadi PR-nya adalah cari pasar baru terus," katanya.

Dalam memasarkan produk-produk Uttara, Kris masih berorientasi pada gerai fisik. Ini berangkat dari pengalaman pribadinya sebagai traveller dan pegiat outdoor, sering mampir ke toko-toko outdoor di kota di mana ia melakukan aktivitas. Perjalanan trip yang ia lakukan ke suatu kota pun dijadikannya sebagai kesempatan menawarkan hammock buatannya ke sejumlah toko outdoor.

"Toko-toko outdoor se-Indonesia ada paguyubannya, jadi lebih dimudahkan untuk memasarkan via gerai fisik. Ditambah juga dengan karakteristik barang outdoor yang kuat dan tahan lama, harganya pun cukup tinggi, sehingga membuat konsumen lebih ingin melihat barangnya secara langsung," pungkasnya.

Nama Uttara sendiri dijadikan sebagai brand produk yang diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti arah utara. Kris menilai hal ini identik dengan kompas (alat penunjuk arah) yang selalu merujuk ke arah utara. Dengan nama tersebut Kris berharap Uttara menjadi arah dan panduan dalam melakukan kegiatan outdoor.

Dengan bisnis yang dirintis sejak tahun 2016 itu, Kris akhirnya turut berkompetisi dalam Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2019 yang digawangi oleh CSR Bank Mandiri yang digelar beberapa waktu lalu.

Kris mengaku telah mengikuti rangkaian panjang mulai dari tahap pendaftaran, proses eliminasi di region Bandung, dan setelah lolos ia kembali masuk babak eliminasi di zona Indonesia Tengah dan terakhir eliminasi skala nasional.


Berkat kiprah dan proses bisnis yang ia mulai dari nol inilah akhirnya Kris Samuel berhasil menjadi salah satu kampiun terbaik untuk kategori industri perdagangan dan jasa dari lima kampiun WMM 2019

"Perasaannya bersyukur banget, tidak mudah untuk bisa masuk ke lingkarannya WMM ini," ungkapnya.

Ia pun berharap WMM terus dijalankan dengan program pelatihan dan pemberian booth pameran bagi para finalis pun terus dilanjutkan.

"Karena banyak produk Indonesia yang bagus tapi belum dapat panggung. WMM ini adalah panggung bagi produk-produk Indonesia yang bisa mendunia," tutupnya.


(ega/ara)

Hide Ads