Hal itu sebagaimana dilakukan Fadli Lidra asal Payakumbuh, Sumatera Barat. Ia menjual beragam aksesoris dari batok kelapa seperti cincin, kalung, hingga jam tangan dengan nama brand Sayak.co.
Fadli mengaku punya hobi seni kerajinan sejak duduk di bangku sekolah. Tapi, ia benar-benar memanfaatkan peluang untuk menjadikannya bisnis di tahun 2015. Ia mengambil batok kelapa sebagai objek karena banyaknya batok kelapa tak terpakai di tempat tinggalnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Batok ialah material utama dalam bisnis ini. Ia bisa mendapatkan batok itu dengan cuma-cuma. Dia bilang, modal bisnis untuk menjalankan Sayak hanya Rp 50 ribu untuk melengkapi alat.
"Kalau modal awal nggak sampai Rp 50 ribu. Soalnya batok nggak beli kan. Alatnya manual semua," tambahnya.
Untuk membuat kerajinan bukan perkara sulit bagi Fadli karena punya pengalaman. Yang menjadi tantangan untuk menjalankan bisnis ialah penerimaan masyarakat terhadap karyanya. Serta dukungan pemerintah daerah untuk pekerja seni.
Namun, Fadli tak menyerah. Ia mendorong pemasarannya lewat Instagram. Kemudian, ia masuk ke event-event agar produknya semakin populer.
Benar saja, bisnis yang bermodal Rp 50 ribu ini terus berkembang. Dari semula hanya menerima 8 order sebulannya saat mengawali bisnis, kini bisa mencapai 30 order.
Harga aksesoris yang jual bervariarif, untuk cincin Rp 50 ribu sampai dengan Rp 350 ribu untuk jam tangan. Omzetnya saat ini rata-rata ialah Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta sebulan. Namun, omzetnya bisa tembus Rp 10 juta jika ia rajin ikut pameran.
"Ya namamya usaha, kadang tembus (Rp 10 juta), kadang ya segitulah (Rp 4,5 juta-Rp 5 juta)," imbuhnya.
Untuk mendapatkan produk Sayak bisa melalui Instagram di @sayak.co. Di Instagram itu juga memuat kontak Whatsapp untuk melayani pesanan.
(fdl/fdl)